Abstract
Di berbagai belahan dunia, kekhawatiran tentang pandemi COVID-19 dan kebijakan karantina kota telah menyebabkan penurunan secara umum dalam kesehatan fisik dan mental masyarakat karena interaksi sosial yang tidak memadai. Dampak buruk ini dapat menyebabkan potensi risiko kesehatan masyarakat. Cara meringankan dampak buruk dari pandemi dan memenuhi kebutuhan interaksi sosial harus serius dalam penanganannya. Ruang rekreasi memberikan kontribusi penting bagi kesejahteraan sosial serta kesehatan fisik dan mental. Selama keadaan darurat kesehatan masyarakat seperti pandemi COVID-19, penggunaan ruang terbuka ini oleh sejumlah besar orang juga dapat meningkatkan risiko penyebaran di masyarakat. Strategi kesehatan masyarakat untuk meminimalkan risiko penularan penyakit di ruang luar ruangan telah berfokus pada tindakan individu serta pendekatan berbasis komunitas. Tindakan individu utama termasuk karantina jika seseorang memiliki gejala COVID-19, atau (untuk orang asimptomatik) yang menjaga jarak setidaknya 2 meter (m) jauh dari orang lain. Penelitian ini menekankan peran penting ruang terbuka hijau atau taman kota selama periode pandemi dari perspektif bangunan perkotaan. Mengunjungi taman kota dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan membantu memenuhi kebutuhan interaksi sosial individu. Meskipun masyarakat telah mengurangi frekuensi kunjungan selama pandemi, bahkan seminggu sekali dapat bermanfaat. Kesimpulan menegaskan bahwa taman kota dan ruang terbuka yang luas dapat memberi pengunjung tempat untuk berkegiatan di luar ruangan yang aman dan interaksi sosial di lingkungan hijau selama pandemi, serta berfungsi sebagai area penyangga untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup yang menguntungkan.