Abstract
Kehadiran media sosial yang semakin beragam seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan lain-lain sangat mempengaruhi kehidupan komunikasi manusia. Media sosial tersebut membantu penggunanya untuk dapat mengekspresikan diri secara verbal maupun nonverbal. Begitu pun halnya dalam mengekspresikan identitas etnis yang dimiliki seseorang. Mahasiswa Binus Jurusan Marketing Komunikasi berasal dari berbagai etnis. Salah satunya berasal dari etnis Sunda. Kesadaran dan kebanggaan akan etnis mempengaruhi kelestarian budaya. Media komunikasi seperti jejaring sosial dapat membantu pelestarian sebuah budaya. Namun apakah memang bisa atau tidak? Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana apakah Mahasiswa Markom Binus memiliki pengetahuan tentang etnis Sunda dan apakah mereka mempresentasikannya di media sosial seperti Facebook dan Path. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk mengupas kontruksi identitas etnis mahasiswa Markom Binus di sosial media. Diketahui mahasiswa etnis sunda mendapatkan identitas dirinya berdasarkan hasil akulturasi bahasa yang mereka peroleh dan gunakan di lingkungan rumahnya dan bahasa yang mereka peroleh dan gunakan di luar rumahnya. presentasi diri sebagai etnis sunda tidak tampak pada pola komunikasi mereka dengan teman yang bukan beretnis sunda. Identitas diri mahasiswa sebagai etnis sunda tidak tampak terlalu banyak di sosial media yang mereka gunakan. Hal ini dikarenakan pengetahuan mereka tentang budaya sunda tidak terlalu banyak dan identitas personal mereka yang sudah mendapatkan pengaruh dari lingkungan luar yang mayoritas bukan budaya sunda.