Penelitian ini meninjau implikasi pembangunan pariwisata pusaka berkelanjutan berdasarkan profil pasar dan sikap mereka terhadap pusaka (heritage), pelestarian pusaka, dan pariwisata pusaka. Pertanyaan penelitian mencakup bagaimanakah pola permintaan pariwisata pusaka di Indonesia, yang meliputi aspek demografis, geografis, psikografis, dan karakteristik lainnya, dan apakah persamaan dan perbedaannya dengan pola permintaan pariwisata pusaka di negara-negara maju? Bagaimanakah implikasi pembangungan pariwisata pusaka di masa depan berdasarkan pola permintaan dan sikap pasar pariwisata pusaka di Indonesia saat ini? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sampel pelaku kegiatan wisata pusaka di Kota Bandung. Pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner, sedangkan data sekunder melalui studi pustaka. Model analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Data Kualitatif. Informasi yang dihasilkan mencakup profil pasar wisata pusaka di Indonesia menunjukkan pola yang sama dengan pola di negara-negara maju; masyarakat Indonesia menunjukkan sikap positif terhadap pusaka, pelestarian, dan pariwisata pusaka; definisi keberlanjutan pusaka tidak berfokus pada pelestarian objek-objek pusaka di masa depan, tetapi bagaimana membekali generasi masa depan dengan kemampuan untuk menjawab tantangan di masanya; dan pendekatan sosial digunakan untuk meninjau pembangunan pariwisata pusaka yang berkelanjutan, yang di dalamnya terdapat empat pilar yaitu kesetaraan, kesadaran publik, partisipasi, dan kohesi sosial.

pilar sosial, pembangunan berkelanjutan, pola permintaan, pariwisata pusaka, Kota Bandung (TAP)

• Dr. R.A. Aryanti Wardaya Puspokusumo, B.Sc, M.B.M, CPLM

• Teguh Amor Patria, A.Par., PGDip, MPPar., Ph.D

• Erma Lusia, S.Pd., M.Par