Abstract
Manajemen komunikasi dalam mitigasi bencana sudah sering diteliti di Indonesia dengan berbagai hasil penelitian dan luaran seperti sistem, model, dan prosedur penanggulangan bencana dengan pendekatan teknologi maupun budaya. Namun, angka korban jiwa dan luka masih tinggi ketika suatu bencana alam terjadi. Diseminasi informasi terkait risiko dan mitigasi bencana dari agensi pemerintah kepada masyarakat dinilai masih belum efektif. Ini menunjukkan bahwa kompetensi manajemen komunikasi krisis/bencana dalam kalangan agensi pemerintah dan persepsi risiko bencana oleh masyarakat masih rendah. Penelitian ini akan dilakukan sebagai investigasi terhadap peta permasalahan manajemen komunikasi antaragensi pemerintah terkait penanggulangan bencana di Indonesia dan persepsi risiko serta pemrosesan informasi tentang kebencanaan di daerah rawan bencana, khususnya di Pandeglang, Banten yang mengalami tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau pada Desember 2018 yang lalu.
Keywords
Persepsi risiko, manajemen komunikasi risiko, komunikasi risiko, komunikasi krisis, sistem informasi bencana