Abstract
Kondisi sosial budaya masyarakat yang berkembang pesat saat ini membuat museum harus menyesuaiakannya agar tetap mempunyai daya tarik. Museum Mpu Purwa Sudah menunjukkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Desain interior museum, fasilitas dan teknik presentasi benda koleksi museum didesain dengan apik serta memafaatkan teknologi terkini untuk mendukung informasi yang diberikan agar dipahami pengunjung. Selain display koleksi 3D, display berbasis teknologi layar datar, hollobox, display diorama cerita kerajaankerajaan di Malang dan perjalanan hidup Mpu Purwa. Beberapa display hanya dilengkapi narasi singkat bahkan ada juga yang tidak ada. Salah satunya adalah display Topeng Malangan. Topeng Malangan merupakan karya seni budaya masyarakat Malang dan sekitarnya. Sayangnya karya seni budaya ini peminatnya mulai surut. Display koleksi yang tidak dilengkapi label yang berisi penjelasan membuat pengunjung harus menanyakannya ke penjaga museum jika ingin mengetahui isi dari display tersebut ataupun cerita dari dispay yang ada di museum. Sebenarnya fasilitas teknologi audio sangat dibutuhkan untuk membantu pengunjung memahami cerita pada display diorama, namun permasalahan biaya operasional penggunaan teknologi sebagi pendukung penyampaian informasi menjadi salah satu permasalahan museum. Display berbasis teknologi yang memerlukan tenaga listrik di Museum Mpu Purwa tidak dinyalakan setiap saat, namun berdasarkan kondisi-kondisi tertentu untuk efisiensi biaya operasional. Hal tersebut dikarenakan Museum Mpu Purwa merupakan museum yang dikelola pemerintah dan tidak memungut biaya pada pengunjung. Permasalahan lainnya adalah kondisi pandemic membuat kita harus mengurangi interaksi langsung antar manusia, sehingga dengan adanya display yang dilengkapi label penjelasan dan interaktif menjadikan pengunjung akan lebih mandiri tanpa jasa pandu dari petugas museum. Dengan mengaplikasikan teknologi AR pada label display Topeng Malangan diharapkan dapat memaksimalkan penyampaian informasi koleksi dan penggunaan ruang untuk penataan display di Museum Mpu Purwa. Selain itu, AR Instagram yang akan diaplikasikan pada label display Topeng Malangan dapat di bagikan pengunjung ke media sosialnya. Pengunjung dapat mengambil gambar wajahnya dan menempelkan AR Topeng Malangan yang ada di aplikasi story Instagram dan kemudian dibagikan ke social media. Diharapkan selain informasi dan interaksi pengunjung dengan display Topeng Malangan, gambar yang dibagikan di social media dapat mempublikasikan secara luas kesenian topeng Malangan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan cara survei lapangan, studi literatur, wawancara. Luaran penelitian adalah AR dari display diorama cerita Mpu Purwa, dan usulan desain display penerapannya ke interior museum Mpu Purwa. Desain 3D AR Topeng Malangan akan mengadopsi dari display yang sudah ada di Museum Mpu Purwa dan dilengkapi text dan audio penjelasan karakter Topeng Malangan tersebut
Keywords
Tata Pajang, Topeng Malang, Interaktif, Augmented Reality, Instagram