Abstract
Identitas masyarakat Betawi yang tinggal di wilayah Jakarta sekarang masih menjadi bagian dari perdebatan di kalangan masyarakat dengan berbagai kepentingan yang berbeda. Satu pihak menganggap konsep Betawi muncul seiring dengan pengaruh kolonial di Batavia. Sementara, pihak yang lain ada yang beranggapan bahwa Betawi sebagai sebuah konsep telah ada jauh sebelum kolonial datang. Dalam perkembanggannya identitas kebetawian menjadi semakin kompleks manakala dikaitkan dengan perkembangan sosial politik di ibu kota. Betawi sebagai satu kelompok etnis di ibu kota tidak lagi menjadi bagian dominan karena Jakarta sebagai sebuah konsep tidak hanya merepresentasikan Betawai tetapi juga konsep etnisitas yang cair dan lebih kosmopolitan. Dalam keadaan seperti ini, identitas Betawi selalu ada dalam tegangan antara Jakarta yang kontemporer dan Betawi yang terpinggirkan. Untuk itu, ada banyak upaya yang dilakukan oleh masyarakat Betawi untuk menandai kembali secara lebih eksplisit khazanah ekspresi kebudayaan yang dianggap berasal dari kebudayaan Betawi. Akhir-akhir ini, terdapat gejala di masyarakat Betawi untuk menggarap ulang konsep batik dari perspektif identitas yang dilakukan oleh sekelompok budayawan Betawi. Sungguh pun demikian, upaya rekonstruksi batik versi Betawi itu tidak terlalu mendapat sambutan dari kalangan yang lain karena pada dasarnya masyarakat Betawi memang sudah sangat jauh ke belakang menggunakan batik yang didatangkan dari berbagai daerah dan juga yang dibuat di Jakarta tetapi menggunakan teknologi dan motif-motif yang sebetelunya dari tempat lain. Dengan konsep penandaan ruang dan tempat Lavebre, Danesi dan Perron, analisis ini akan melihat persoalan kontestasi Betawi dan Jakarta dalam wujud batik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis etnografi dan grounded theory. Metode ini ditujukan pada bentuk pencarian atau penemuan keteraturan yaitu pengidentifikasian dan pengkategorian unsur-unsur dan penelusuran keterkaitan satu sama lain, serta pengamatan pola-pola. Hasil penelitian ini ditujukan untuk belajar membuat pemahaman tentang makna dalam lingkup kajian semiotika visual yang dapat dipraktekkan dalam kajian mata kuliah desain komunikasi visual yang sarat dengan visualisasi tanda.
Keywords
Batik, Betawi, identitas, Jakarta, konsep ruang.