Penelitian ini lebih fokus untuk mencari akar animasi Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitain sejarah, penelitian ini berusaha mencari dan menemukan jejak sejarah perkembangan animasi di Indonesia di era kolonial hingga masa awal orde lama tahun (1900 hingga tahun 1955). Kurun waktu antara tahun 1900 hingga 1955 dalam sejarah animasi terbagi menjadi dua era, yaitu era eksperimantasi/silent era, atau dalam sejarah animasi disebut era before disney (1900 -1927), dan era film animasi (1928 1957) atau disebut golden era animasi. Tujuan dari rangkaian penelitain sejarah ini adalah untuk menemukan dan mendefinisikan apa yang disebut dengan Animasi Indonesia. Dalam kerangka tersebut, tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kajian sejarah yang mendalam tentang animasi Indonesia di era kolonial hingga masa awal orde lama tahun 1900 hingga tahun 1955. Penelitian ini belum menemukan jejak animasi Indonesia atau upaya pemeritah Hindia Belanda maupun pelaku industri film dalam upaya mengembangkan animasi di Hindia Belanda. Teknologi atau device animasi sebelum film (pre-film) juga tidak didapati di masa kolonial hingga orde lama. Namun wayang, sebagai seni pertunjukan populer dianggap sebagai cikal bakal animasi Indonesia, meskipun dalam perkembanganya, produksi awal animasi Indonesia tidak menggunakan wayang sebagai rujukan bentuk maupun gerak sebagaimana yang dilakukan oleh Lotte Reyniger di Jerman. Orang Indonesia baru membuat film melalui PFN yang disutradarai oleh Dukut Hendronoto pada tahun 1955 untuk kepentingan propaganda pemilu. Selain PFN/PPFN, TVRI memiliki peran sentral dalam perkembangan animasi di masa Orde Lama yang dampaknya berlanjut hingga masa Orde Baru.

sejarah perkembangan animasi, 1900 hingga 1955 , metode penelitian

• Ahmad Faisal Choiril Anam Fathoni, S.Sn., M.Sn.

• Arik Kurnianto, S.Sn., M.T.

• Garcia Iktia, S.Sn., M.Pd.