Selama periode 1960 sampai dengan 2020, perkembangan industri properti komersil di dunia berkembang dengan sangat pesat. Gedung pencakar langit, yaitu gedung dengan tinggi diatas 150 meter dibangun di negara yang memiliki stabilitas politik dan kekuatan secara ekonomi. The Skyscrapper Center mencatat bahwa pada tahun 2020 menampilkan daftar peringkat negara dengan jumlah gedung pencakar langit adalah sebagai berikut : China (2055), Amaerika Serikat (800), Jepang (251), Uni Emirat Arab (251), Korea Selatan (220), Australia (109), Kanada (108), Thailand (104), Indonesia (102) dan Malaysia (92). Dari daftar peringkat negara dengan jumlah gedung pencakar langit terbanyak pada tahun 2020 menurut The Skyscrapper Center ini memberikan indikasi bahwa Indonesia menempati urutan ke 9 di seluruh dunia dan negara dengan nomor 2 dai Asia Tenggara setelah Thailand, artinya adalah bahwa Indonesia menempati posisi yang sangat baik dan masih dipercaya oleh pasar properti dunia untuk terus berkembang dimasa yang akan datang. Industri properti memiliki peran strategis dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia setelah terdampak pandemi Covid19. Sebagai salah satu sector yang paling terdampak dalam masa pandemi Covid19, hal ini dikarenakan industri properti khususnya pada properti komersil seperti pusat perkantorandan khususnya mall banyak mengurangi bahkan menghentikan kegiatan, penyaluran kredit untuk sector properti tersendat dan investasi untuk sector properti mengalami koreksi cukup dalam. Menurut Real Estate Indonesia (REI) pada kuartal pertama tahuhn 2021 pertumbuhan penjualan mencapai 15 persen setelah pemerintah memberikan stimulus pembebasan PPn. Industri properti juga memiliki multiplier effect terhadap 174 sektor lain dan 350 jenis industri skala kecil.

Smart Building, Property

• Prasetya Cahya Saputra, S.Kom., M.Kom., PSM I