Abstract
Mengacu pada subjek penelitian ini, karya-karya Wahyudi Pratama, dapat dilihat bahwa ada alur menarik bagaimana selaku seniman yang juga merupakan dosen desain komunikasi visual di Universitas Bina Nusantara Jakarta, semenjak 2009, dirinya masih berkarya dan aktif berpameran. Bagaimana semenjak 2012 periode gambar natural dan realis berubah haluan secara frontal menjadi abstrak yang mencuatkan komposisi aneh dan ganjil serta konsep yang cenderung dalam. Seni beraliran abstrak , baik seni drawing atau lukis maupun seni rupa tiga dimensional, dapat didefinisikan sebagai seni yang tidak menggambarkan sesosok orang, benda, tempat dan lainnya dalam bentuk yang alami, melainkan didisorientasi atau dilebih-lebihkan dengan sedemikan rupa. Oleh karenanya, subjek dari seni ini adalah berdasarkan apa yang terlihat, baik dari komposisi warna, wujud, sapuan kuas, ukuran, skala, dan dalam beberapa kasus, proses penciptaan karya seni tersebut. Hingga akhir abad ke-19, kebanyakan seni adalah seni representasional, yaitu seni yang menggambarkan imaji dan lukisan yang sangat gampang untuk dilihat dan dipahami. Ini merupakan satu-satunya jenis seni pada masa itu, meski kemudian timbul dorongan untuk mengkreasikan sesuatu yang berbeda dan unik. Untuk memuaskan keinginan para seniman, sebuah gerakan muncul di Eropa di sekitar tahun 1870, yang disebut dengan impresionisme, yang pertama sekali mengenalkan abstraksi dalam lukisan. Untuk pertama kalinya seni yang tidak mewakili gambar secara utuh pun mulai dikenali. Pada dasarnya, karya Wahyudi Pratama ini cenderung ilustratif. Tidak bisa dipungkiri, latar belakang seni grafis ITB periode 1996-2001 dan pekerjaanya di dunia web memberikan beragam latarbelakang kekaryaan. Ilustrasi, pada dasarnya adalah gambar dengan pesan tertentu, telah menjadi bagian dari penyampaian informasi semenjak ribuan tahun silam. Visual menjadi Graphic Narrative. Komposisi gambar dimodifikasi sedemikian rupa agar menghasilkan, cerita dan pesan, Komik adalah visual ilustrasi yang diciptakan bergerak, atau sekuensial. Agar pesan, muatan ideologis dan propaganda serta cerita yang disampaikan semakin kuat. Dalam karya seni ini, Yudi diajak untuk mengeksplorasi kemungkinan baru yang jauh lebih artistic dan terbuka. Dengan adanya kajian mengenai visual periode karya Wahyudi Pratama ini, diharapakan kita bisa menarik benang merah antara trend seni, pembelajaran sistematis dalam seni rupa, dengan pemahaman sudut pandang kita dan memperkaya pemahaman akademis dan professional dunia visual seni dan desain bagi kita.
Keywords
Drawing, abstrak, ilustrasi, Desain, Seni Rupa