Abstract
Jenis kerusakan pada perkerasan lentur (flexible pavement) yang kerap terjadi di kota-kota besar di Indonesia adalah stripping, ravelling, cracking, dan potholing. Hal ini mungkin disebabkan oleh kelembaban yang berlebih pada lapisan perkerasan, sehingga menyebabkan menurunnya kekuatan perkerasan jalan. Pengaruh kelembaban di dalam perkerasan jalan sudah dipelajari secara mendalam oleh banyak peneliti di luar negeri. Oleh karena itu, penelitian ini diadakan untuk menganalisa efek kelembaban pada kekuatan dan ketahanan lapisan campuran aspal, sehingga dapat mengembangkan pedoman dan metodologi perancangan campuran beraspal di Indonesia agar dapat meningkatkan umur dan ketahanan perkerasan lentur yang dibangun di system jalan Indonesia. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu tiga tahun dan dibagi menjadi tiga tahapan. Pada tahap pertama penelitian, akan dilakukan analisa ketahanan campuran aspal terhadap kelembaban atau air. Sampel campuran aspal akan dipersiapkan menurut spesifikasi yang sudah ditentukan oleh Bina Marga. Beberapa macam tes yang akan dilakukan yaitu Tensile Strength Ratio, Moisture Sensitivity Testing, dan Cantabro Testing. Tes ini akan dilakukan untuk sampel aspal yang dipersiapkan di laboratorium dan untuk sampel lapangan (yang diektraksi dari bahu dan badan jalan) dengan variasi umur perkerasan. Hasil yang akan didapatkan adalah karakteristik campuran aspal yang digunakan di Indonesia dengan membandingan hasil analisa di laboratorium dan hasil analisa sampel aspal yang diesktraksi dari bahu dan badan jalan. Pada tahap kedua, akan dilakukan investigasi penggunaan bahan aditif dan bahan perekat (binder) alternatif agar dapat meningkatkan ketahanan campuran aspal terhadap kelembaban atau air. Sampel aspal akan dibuat dengan beberapa variasi, yaitu tanpa menggunakan binder, dengan menggunakan polymer-modified binder (dengan menggunakan reactive terpolymer technology, misalnya Evaloy 1.5%), dengan menambahkan 1.5% kapur, dan 0.8% anti-stripping agent. Beberapa macam tes yang akan dilakukan yaitu Tensile Strength Ratio, Moisture Sensitivity Testing, dan Cantabro Testing. Hasil yang akan didaptkan dari tahap kedua adalah analisa efek dari penggunaan bahan aditif dan bahan perekat (binder) alternative terhadap kelembaban. Pada tahap ketiga atau terakhir, akan dilakukan pengembangan pedoman dan metodologi untuk mendesain perkerasan lentur agar perkerasan tersebut dapat memiliki ketahanan yang dapat diprediksi, terutama dari sisi kelembabannya. Campuran aspal yang sudah didesain akan dibuat di laboratorium dan akan beberapa parameter kerusakan jalan akan dianalisa, yaitu rutting, abrasi oleh air, dan sensitivitas kelembaban. Hasil analisa laboratorium akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan pengembangan terhadap pedoman dan metodologi untuk campuran aspal yang sudah ada.
Keywords
Aspal, Perkerasan Lentur, Kelembaban, Metode Marshall