Abstract
E-payment merupakan bagian dari transaksi perdagangan daring (e-commerce), yang menggunakan pembayaran secara elektronik atas transaksi jual-beli barang atau jasa, dengan bentuk-bentuk seperti cards, mobile payment, biometrics payments, dan sebagainya. Pembayaran atas transaksi apa pun dapat dilakukan dengan cepat, efisien, dan hemat biaya. Bahkan pencegahan tindak korupsi dapat diminimalisasi dengan sistem e-payment. Namun demikian, konsumen Indonesia masih enggan menggunakan e-payment meskipun sejak adanya e-transportation (seperti Gojek), e-payment ikut populer. Target Khusus penelitian kali ini adalah menawarkan penjelasan psikologis yang lebih mendasar, bahwa jarak psikologis: tinggi (abstrak) vs rendah (konkret) [psychological distance: high vs low]---sebuah konsep dalam Construal Level Theory---pada orang Indonesia terhadap e-payment itu sendiri berpengaruh terhadap tingkat penggunaannya.CLT secara umum berperan penting dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku konsumen, termasuk dalam pengambilan keputusan dan pengambilan risiko (Fiedler, 2007). Penelitian ini memperdalam aplikasi CLT, dengan menghasilkan hipotesis-hipotesis: (1) Dari dimensi jarak waktu, e-payment adalah hal yang abstrak karena masih dapat ditunda dalam banyak konteks transaksi ekonomis sehari-hari; (2) Dari dimensi jarak spasial, e-payment adalah hal yang abstrak (jarak psikologis tinggi) karena bersifat maya dan tidak dapat langsung diinderai; (3) Dari dimensi jarak sosial, e-payment juga abstrak karena e-payment belum sedemikian membudaya dan tidak mudah kita jumpai di lingkar sosial terdekat; (4) Dari dimensi jarak probabilitas, e-payment berjarak psikologis tinggi karena masih banyak zona transaksi yang belum disediakan alternatif sampai dengan didesak/diatur dengan keharusan menggunakan e-payment. Penelitian akan mengambil sampel di tiga kota besar di Indonesia sebanyak 1000 orang dengan metode rekrutmen berupa convenience sampling yang banyak digunakan dalam penelitian psikologi. Tujuan Jangka Panjang Penelitian ini adalah melahirkan sebuah model intervensi psikologis-sosial untuk mengatasi keengganan dan meningkatkan penggunaan e-payment di tingkat individu maupun komunitas masyarakat. Hasil penelitian Tahun I/Pertama memperlihatkan (1) Hasil analisis deskriptif menunjukkan indikasi bahwa Physical Distance memainkan peran dalam mempengaruhi intensi/niat menggunakan e-payment, dalam hal mana kata abstrak muncul berkali-kali; (2) Berdasarkan analisis validitas dan reliabilitas, tercipta sebuah alat ukur psikologis penggunaan e-payment, dengan indeks Corrected item-total correlations di atas 0.250 dan Cronbachs Alpha di atas 0.600 (valid dan reliabel); (3) Berdasarkan regresi berganda, Social Distance dan Hypothetical Distance mampu memprediksikan intensi. Penelitian ini akan memiliki implikasi praktis khususnya untuk Penelitian Tahun II/Kedua berupa mengimplementasikan model intervensi berdasarkan hasil Studi I dengan perancangan aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi berupa mobile application untuk mempromosikan penggunaan e-payment yang dapat digunakan berbagai pemangku kepentingan pada sektor pelayanan publik maupun sektor swasta.
Keywords
persepsi, akseptansi, uang elektronik, pembayaran, jarak psikologis, abstrak