Abstract
Topeng Malangan sudah tidak diragukan lagi menjadi salah satu ikon budaya yang sangat melekat di wilayah Malang dan memiliki sejarah panjang selama ratusan tahun. Fungsi sebagaiatribut dalam hiburan rakyat yaitu tari topeng, membuat artefak ini mempu bertahan di kalangan akar rumput. Namun ironisnya, pengetahuan dan ketertarikan orang Malang pada budaya endemik adiluhung ini sangat minim, apalagi di kalangan generasi muda. Peran pemerintah dalam mendukung hasil kebudayaan khas Malang ini tidak tampak menjangkau wilayah yang memiliki sejarah perkembangan topeng Malangan seperti di Jabung, Pakis, Malang. Di sana justru para pemuda yang punya inisiasi melakukan pergerakan secara swasembada, terorganisir dalam komunitas Republik Gubuk. Awalnya dari ranah edukasi umum untuk anak-anak, terus tumbuh merangkul budaya yang pada zaman dulu sempat dielu-elukan, tari topeng Malangan. Usaha tanpa pamrih dalam mengenalkan tari topeng Malangan untuk generasi muda ini perlu didukung, apalagi minat dan wawasan akan budaya tradisi ini kian terpuruk seiring perkembangan zaman di era globalisasi dengan maraknya import budaya asing. Upaya edukasi tentang tari topeng Malangan dan mendukung Republik Gubuk dapat hadir dalam bentuk mobile application bernama Tapel Malangan yang mampu memberikan edukasi tentang tari topeng Malangan yang berkolabirasi dengan Republik Gubuk dengan target audience anak usia SD (7-12 tahun) khususnya dan masyarakat pada umumnya. Perancangan media dalam penelitian ini akan menggunakan metode design thinking yang didukung teori pengembangan mobile application dan game design yang akan memperhatikan target audience supaya lebih efektif. Tapel Malangan ini akan berisi tentang pengertian, jenis, lakon atau cerita, proses pembuatan topeng, tutorial tari, dan pengenalan para praktisi di Jabung yang dapat menginspirasi. Aplikasi ini juga akan disertai game bergenre rhtym pada bagian penjelasan lakon dan clicker game yang terintegrasi dengan feature lain yang bertujuan untuk menambah reply