Abstract
Probiotik merupakan bakteri mikroba hidup yang memberi keuntungan pada manusia khususnya dalam keseimbangan mikroflora usus. Definisi probiotik menurut FAO dan WHO adalah mikroba hidup yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi kesehatan ketika dikonsumsi dalam jumlah yang memadai. Pentingnya viabilitas probiotik, yaitu jumlah mikroba hidup harus cukup untuk memberikan efek positif bagi kesehatan dan mampu berkolonisasi sehingga dapat mencapai jumlah yang diperlukan. Viabilitas sel mikroba dalam produk probiotik harus mencapai 107-109 cfu/g, karena viabilitas probiotik akan mengalami penurunan selama penyimpanan dan saat berada dalam sistem pencernaan. Karena proses pengeringan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada membran, protein dan asam nukleat dari bakteri, tidak mudah untuk mempertahankan sel-sel hidup dalam makanan untuk waktu yang lama di bawah kondisi umum seperti suhu lingkungan. Oleh karena ada beberapa masalah stabilitas saat menggunakan probiotik dalam produk bubuk seperti susu formula bubuk. Para ilmuwan telah mencoba untuk mengembangkan teknologi untuk memproduksi bubuk bakteri yang stabil, dan banyak studi telah meneliti efek pengeringan pada kelangsungan hidup sel mikroba menggunakan berbagai jenis mikroorganisme termasuk bakteri asam laktat dan kultur starter. Hal ini sangat penting bagi kedua produsen dan konsumen untuk mengetahui stabilitas probiotik dalam formula bubuk. Secara khusus, jumlah yang layak dari probiotik dalam formula bubuk pada akhir masa simpan dan pengaruh suhu penyimpanan pada stabilitas probiotik dalam produk akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses mikroenkapsulasi pada stabilitas Lactobacillus plantarum IS-10506 dan Enterococcus faecium IS-27526 asal Dadih pada berbagai suhu penyimpanan. Kata kunci: Probiotik, Lactobacillus plantarum IS-10506, Enterococcus faecium IS-27526,
Keywords
Probiotik, Lactobacillus plantarum IS-10506, Enterococcus faecium IS-27526, microencapsulasi, viabilitas, suhu penyimpanan