Abstract
Keterlibatan calon perempuan dalam Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) 2015 dan konstruksi media online terkait pemberitaan terhadap fenomena tersebut merupakan inti dari penelitian ini. Ketertarikan terhadap isu feminin yang bergulat didalam pola budaya patriarkal bidang politik menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Dengan analisis data kualitatif melalui pendekatan framing, penelitian ini bertujuan menghasilkan pemaparan yang komprehensif tentang pembingkaian berita calon perempuan di Pilkada 2015 pada portal berita online dalam jangka waktu satu minggu sebelum dan sesudah hari Pilkada serentak 2015. Lebih jauh, analisis framing yang digunakan adalah model Robert N. Entman yang terdiri dari elemen define problems (mendefinisikan masalah), diagnose cause (memperkirakan masalah atau sumber masalah), make moral judgement (membuat keputusan moral), dan suggest remedies (menekankan penyelesaian). Pemilihan model Entman dilakukan guna mengaitkan konten berita dengan konteks budaya politik masyarakat Indonesia sehingga penelitian ini tidak terbatas pada deskripsi konten melainkan juga eksplanasi terkait konteks budaya yang mengelilingi suatu teks. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana dominasi budaya patriarki di politik perlahan beralih menjadi lebih imbang, yang merupakan bukti betapa budaya adalah hal yang dinamis, termasuk budaya dalam berpolitik. Media memiliki peranan atas perubahan ini, antara lain dengan tidak menyoroti isu gender terkait pemimpin perempuan, namun lebih membingkai berita-berita yang lebih populer. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kiprah perempuan dalam politik tidak harus mengadopsi nilai-nilai maskulinitas, namun dapat lebih focus pada pemberdayaan dirinya. Peran perempuan dan laki-laki tidak bisa didefinisikan secara komparatif, namun lebih secara korelatif.