Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan proses perumusan perjanjian kerjasama ekonomi antara Singapura dan Taiwan dengan Indonesia dan Taiwan yang dilalui melalui proses sama namun menghasilkan output yang berbeda. Taiwan dan Singapura berhasil menandatangani Agreement between Singapore and Separate Customs Territory of Taiwan, Penghu, Kinmen and Matsu on Economic Partnership (ASTEP) pada bulan November 2013. Singapura dan Taiwan adalah dua entitas yang tidak memiliki hubungan diplomatik namun membangun relasi ekonomi dan perdagangan yang sangat kuat satu sama lain. Di satu sisi, Indonesia dan Taiwan juga berupaya mewujudkan perjanjian kerjasama ekonomi. Namun keduanya tidak berhasil merealisasikan perjanjian kerjasama ekonomi. Penelitian ini akan menilisik lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan output untuk perjanjian kerjasama ekonomi tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menerapkan dua teknik pengumpulan data, yaitu studi pustaka dan wawancara. Argumentasi utama dalam penelitian ini adalah, dengan adanya aktor institusi yang sifatnya reciprocal berhasil membawa Singapura dan Taiwan merealisasikan ASTEP dan karena absennya institusi yang bersifat reciprocal menyebabkan gagalnya perjanjian kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Taiwan

ASTEP, ECA, Perjanjian Kerjasama Ekonomi, Singapura, Taiwan, Indonesia

• Drs. Donatus Klaudius Marut, M.Phil.

• Luh Nyoman Ratih Wagiswari Kabinawa, S.Sos., M.S.S

• Rangga Aditya, S.Sos., M.Si, Ph.D

• Johanes Herlijanto, S.S., M.Sos., Ph.D.