Abstract
Kuliah daring menghadirkan tantangan yang berbeda bagi dosen, tutor dan mahasiswa. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan daring mungkin tidak akan pernah mengunjungi lokasi kampus dan mungkin sulit menjalin hubungan dengan pengelola atau sesama mahasiswa, sehingga pengelola harus memahami dan mempelajari penerimaan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan daring. Apabila kondisi ini dipahami dan ditindaklanjuti oleh pengelola secara baik, diharapkan dapat menjaga keaktifan mahasiswa dalam menyelesaikan studi. Kesuksesan dalam pembelajaran daring sangat bergantung pada keinginan mahasiswa dalam menggunakan teknologi pembelajaran daring (Learning Management System LMS) karena tingkat drop out yang tinggi secara konsisten (10% 20%) telah terjadi di beberapa perguruan tinggi yang menjalankan program daring baik di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi pengelola dan pembuat kebijakan untuk memahami faktor-faktor utama yang dapat menghambat atau mempengaruhi penerapan sistem pembelajaran daring untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.