Abstract
Terpaan informasi digital negatif yang kiat meningkat, khususnya yang membawa pesan politik menjadi kekhawatiran tersendiri dari Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai instansi pemerintah yang mengatur alur informasi digital sampai ke layar yang dimiliki oleh setiap individu. Salah satu usaha untuk menanggulangi dampak negatif ini adalah dengan memperkuat unit sosial di masyarakat yaitu keluarga. Namun keberagaman kohesi dan FCP (Family Communication Pattern) dalam lingkup keluarga perkotaan di Indonesia membuat individu dapat mengakses dan mengartikan pesan digital secara keliru. Penelitian ini akan mendalami bagaimana unit sosial terkecil di masyarakat perkotaan mengkomunikasikan terpaan konten digital negatif khususnya yang mengandung pesan politik. Fokus dari penelitian ini adalah keluarga yang tinggal di Jakarta dan memiliki anak dengan pertimbangan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DKI Jakarta sudah di level sangat tinggi sesuai data tahun 2018 dari BPS Provinsi DKI Jakarta. Metode kualitatif akan digunakan dalam menelaah interaksi antar anggota keluarga di masyarakat Jakarta menuju pada penemuan pola interaksi digital yang dapat meredam ancaman masalah sosial konten digital negatif yang banyak beredar di media daring.
Keywords
Keluarga, Komunikasi Digital, Jakarta, Pendidikan Politik