Salah satu ciri generasi milenial senang dan akrab menggunakan media digital. Melalui media digital khususnya Youtube, mereka mendapatkan informasi dengan cepat sekali. Budaya dari luar negeri mudah juga masuk melalui tayangan video, musik, K-Pop, dll. Dari sisi pendidikan pun pelajar lebih tertarik belajar mengenai ilmu pasti dibandingkan dengan sejarah atau budaya. Museum hanya ramai dikunjungi oleh anak anak sekolah karena kewajiban dari sekolah. Pada museum yang dilihat adalah benda benda peninggalan sejarah yang mungkin tidak menarik minat anak generasi milenial. Teknologi Augmented Reality (AR) pertama kali digunakan untuk melakukan pelatihan pilot pesawat terbang. Pada saat ini AR mulai banyak dikembangkan dalam bidang lain. IKEA menggunakan AR dalam melakukan demo penyusunan peralatan dapur atau kamar tidur dan lain-lain. Dunia kedokteran melakukan simulasi bedah dengan menggunakan AR. Dalam bidang budaya, Colloseum yang sudah tidak utuh dapat ditampilkan secara utuh dengan teknologi AR ini. Sejarah dan budaya bangsa Indonesia sangat kaya sekali. Sayang sekali jika penerus bangsa tidak mengenal budaya sendiri. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian untuk penerapan teknologi Augmented Reality dalam melestarikan budaya bangsa dan mengenalkan sejarah bangsa Indonesia pada generasi milenial khususnya. Melalui teknologi AR yang memberikan pengalaman secara lebih nyata pada penggunanya, diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi generasi milenial dalam mempelajari sejarah dan budaya bangsa. Dengan demikian dapat diharapkan sejarah dan budaya bangsa Indonesia tetap dapat Lestari dan menarik lebih banyak generasi milenial untuk dapat mengembangkan dan melestarikannya.

Augmented Reality, Sejarah, Budaya, Multimedia, Multimodal

• Hendra, S.Kom., M.T.

• Dr. Ir. Yulyani Arifin, S.Kom., M.M., IPP