Abstract
Studi Hibah Dikti tahun 2018-2019 yang lalu telah menemukan jawaban dari persoalan terhadap kesulitan adopsi ikan di rumah tangga konsumen urban Indonesia (in-home consumption). Studi tersebut menstrukturkan beberapa tahapan hambatan adopsi makan ikan di rumah dan menghasilkan model yang dinamakan tier-based adoption barriers of in-home fish consumption. Dalam studi tersebut terungkap istilah ribet (Its Complicated) yang dirasakan konsumen sehingga memilih untuk tidak menyajikan ikan di rumah. Temuan tersebut mengantarkan pada penelitian lanjutan yang diusulkan kali ini, yaitu seputar hambatan adopsi konsumsi ikan sebagai menu makan di luar rumah (out of home consumption). Salah satu dari hambatan makan ikan di rumah adalah belum familiarnya anggota keluarga dengan masakan dari bahan dasar ikan. Karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian kepada konsumsi ikan sebagai menu makan di luar rumah, menurunkan hambatan yang ada terlebih dahulu sebelum melakukan promosi dengan dana tinggi. Jika persoalannya belum teratasi, maka promosi belum tentu efektif dan efisien. Titik strategis yang mendasari penelitian ini bukan saja untuk meningkatkan konsumsi ikan dalam konteks out-of-home consumption, tetapi juga pada akhirnya untuk meningkatkan in-home consumption. Apabila telah terbiasa untuk konsumsi ikan sebagai menu makan di luar rumah, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup konsumen, maka pola ini akan menjadi adopsi yang tepat bagi konsumsi ikan di rumah. Karena pada akhirnya penelitian ini akan saling berkaitan dengan penelitian yang sudah dilakukan, temuan dari penelitian ini dapat menguatkan penelitian awal.