Abstract
Dengan perkembangan dunia industri dan perdagangan internasional yang salah satunya ditandai dengan dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), bahasa Inggris semakin menunjukkan perannya sebagai bahasa internasional. Dalam menanggapi situasi ini, Universitas Bina Nusantara memiliki cita-cita agar lulusannya dapat berkiprah di dunia internasional, dengan berupaya agar lulusannya dapat menguasai bahasa Inggris dengan baik. Karena itu, salah satu sasaran mutu-nya untuk tahun 2015-2018 adalah dua dari 3 lulusan bekerja di institusi global. Untuk itu, universitas Bina Nusantara telah menetapkan pembelajaran TOEFL sebagai pembekalan mahasiswa untuk menuju dunia internasional. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi apakah TOEFL sudah merupakan alat yang tepat untuk menghantar mahasiswa ke dunia kerja internasional. Evaluasi dilakukan dengan melakukan dengan melihat persepsi mengenai yang diberikan kepada mahasiswa, pelajaran TOEFL yang diberikan akan bermanfaat bagi mahasiswa, saran bahan apa yang tepat bagi mahasiswa, dan di lapangan sampai seberapa jauh TOEFL menolong para lulusan di tempat kerjanya, serta persyaratan bahasa Inggris untuk masuk ke dunia kerja. Data diambil dari segmen mahasiswa (71), dosen (10), alumni (20), dan industri (30) melalui iklan yang dipasang oleh perusahaan internasional dalam mencari karyawan. Angka yang dihasilkan diambil secara prosentase dan analisa per segmen dan secara keseluruhan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bagi mahasiswa (84%) mahasiswa menganggap bahwa TOEFL berhubungan dengan dunia kerja baik untuk test masuk, komunikasi, serta peningkatan karier. Ketika di rating dari angka 1 sampai 10, maka rata-rata yang diberikan oleh mahasiswa aalah 8.5. Dilain pihak, 67% dosen menganggap bahwa pelajaran TOEFL yang diberikan tidak berhubungan dengan dunia kerja,. Adapun bahan yang di sarankan adalah English for Special Purposes, TOEIC, dan English for Business yang akan menolong mereka di untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara tertulis ataupun lisan. Di lapangan, hasil alumni menunjukan bahwa 35% mengalami di wawancara dalam bahasa Inggris (diantaranya ada satu alumni yang di test dengan menggunakan TOEIC). Disamping itu hasil juga menunjukkan bahwa 58% alumni menyatakan dengan tegas bahwa di dunia kerja yang diperlukan adalah kemampuan speaking dan writing. Yang lain mengatakan bahwa yang diperlukan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dari dunia industri 67% secara tegas mencari karyawan untuk tingkat manager dan staf yang memiliki kemampuan bahasa Inggris untuk speaking dan writing. Sisanya mensyaratkan calon untuk memiliki fluency at English atau good communication in English. Disamping itu, ada 20% yang secara eksplisit mensyaratkan standar internasional misalnya TOEFL, TOEIC, atau Business English. Diharapkan hasil dari survey ini merupakan masukan untuk menyempurnakan pengajaran bahasa Inggris sehingga jumlah lulusan yang berkiprah di dunia internasional dapat meningkat dengan lebih pesat.