Abstract
Tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini yakni munculnya berbagai gejolak sikap negatif sebagian masyarakat yang mengancam eksistensi Indonesia yang pada dasarnya berkarakter pluralis dan multikultural. Sikap-sikap negatif itu antara lain etnosentris, radikalis, eksklusivis dan primordialis yang berpotensi menghancurkan Indonesia sebagai bangsa. Penyebab terjadinya hal ini karena bercokolnya paradigma pikir keliru pribadi manusia dalam memandang diri dan sesama sebangsa setanah air sebagai satu kesatuan integral. Jika tidak diatasi, hal ini dapat memberikan dampak buruk pada pembentukan karakter generasi muda bangsa sekaligus merongrong integrasi nasional bangsa. Tujuan penelitian ini untuk memberikan alternatif model berpikir kepada generasi muda bangsa sebagai suatu paradigma teoretik sekaligus solusi praktis bagi generasi muda dalam membangun karakter inklusif untuk menjaga nilai-nilai pluralisme dan persatuan bangsa. Pancasila diasumsikan mampu menjadi paradigma dalam membangun karakter inklusif generasi muda bangsa untuk mengatasi berbagai tantangan sikap negatif yang dapat menghancurkan hidup bersama berbagai elemen suku, agama, dan ras di dalam rumah Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan pertanyaan terbuka terhadap generasi muda (mahasiswa Universitas Bina Nusantara kampus Jakarta dan Alam Sutera) sebagai sampel. Kerangka teori menggunakan siklus model paradigma dari Thomas Khn. Analisis data menggunakan interpretasi filosofis-hermeneutik untuk membangun makna dari data-data penelitian yang didapatkan.
Keywords
Pancasila, Paradigma, Karakter Inklusif, Generasi Muda Bangsa