Abstract
Indonesia saat ini mengalami darurat perubahan iklim. Hal ini terlihat dari banyaknya bencana yang terjadi di tanah air. Di tahun 2021 saja, BNPB mencatat ada 1.645 kejadian bencana alam sejak 1 Januari hingga 1 Agustus 2021.Mulai dari banjir, kebakaran hutan.gempa bumi, dan lain-lain. Karena itulah muncul kepedulian anak muda terhadap isu ini. Bentuk kepeduliannya ditunjukkan dengan kampanye yang dilakukan oleh Jeda untuk Iklim, Gerakan Extinction Rebellion (XR) Indonesia, Cerita Iklim, dan Climate Rangers. Ada satu kemiripan dari keempat komunitas tersebut, mereka aktif menggunakan Instagram sebagai sarana menyampaikan pesannya, sehingga menarik untuk diteliti terkait penggunakan digital media untuk kampanye perubahan iklim. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data menggunakan observasi virtual, wawancara dengan keempat komunitas, serta studi Pustaka. Berdasarkan hasil observasi, Gerakan Extinction Rebellion (XR) Indonesia, Jeda untuk Iklim, dan Climate Rangers memiliki bentuk kampanye yang cukup mirip, ada tuntutan yang mereka berikan kepada pemangku kepentingan dimana benang merahnya adalah agar pemerintah mendeklarasikan darurat iklim. Namun berbeda dengan Cerita Iklim, dimana fokus kampanyenya adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang krisis iklim.