Abstract
Percepatan pada Teknologi Informasi mendorong perubahan yang sistematis terhadap proses rancang arsitektur. Building Information Modelling (BIM) hadir sebagai solusi dari pemecahan masalah-masalah yang ada pada paradigma lama dalam proses perancanganya. Dengan teknologi informasi ini pembangunan dapat dijalankan secara efektif dan efisien, dengan kerangka kerja yang terencana perancangan. Namun, peralihan kerangka kerja tradisional menuju Digital Plan o Work memerlukan suatu usaha besar dalam penerapannya. Indonesia, bisa memulainya dari mata rantai yang paling awal, yaitu pendidikan arsitektur dan rekayasa; kemudian para profesional. Menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini mengaji proses tersebut pada biro arsitektur kelas menengah (Madya), dengan karakteristik dan fenomena yang ada pada sistem perancangan arsitektur di Indonesia. Dalam upaya tersebut, capaian awalnya adalah pemetaan proses digitalisasi perancangan BIM yang kontekstual. Mengingat tenggat MEA, 2016 serta melihat kesiapan negara-negara di kawasan Australasia yang telah mendukung sistem ini secara nasional, maka tujuan jangka panjangnya adalah membangun pemahan dan kesiapan nasional dalam mengadopsi teknologi BIM ini. Riset ini menjadi rekaman langkah awal, proses migrasi dari sistem tradisional ke proses perancangan digital yang diharapkan menjadi sebuah percontohan. Bergerak dari penelitian-penelitan sebelumnya dengan menggunakan BIM, ruang lingkup pada penelitian ini, berkonsentrasi pada proses perancangan dan perencanaan (arsitektur) secara lebih luas. Kedepannya, penelitian ini perlu kerjasama multidisiplin dari aktoraktor yang terlibat dalam proses perancangan, rekayasa dan pembangunan (Architecture Engineering and Construction AEC).
Keywords
BIM, design process, plan of work, education, studio