Abstract
Pengetahuan dinilai semakin penting bagi organisasi dimana saat ini pengetahuan sudah dianggap sebagai salah satu aset penting bagi organisasi untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Dengan demikian pengetahuan perlu dikelola dengan baik, salah satunya dengan menggunakan sistem yang dikenal sebagai Knowledge Management System (KMS). Akan tetapi, penerapan KMS pada organisasi masih mengalami banyak kendala. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi strategi implementasi yang tepat untuk organisasi, khususnya Yayasan XYZ.Identifikasi dilakukan melalui perancangan kuesioner, melalui studi pustaka yang dilakukan sebelumnya, dan diperdalam melalui wawancara untuk mendapatkan informasi dari kondisi KM yang ada saat ini. Kemudian menganalisa hasil yang ada untuk memberikan usulan penerapan strategi implementasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan kerangka pikir Model UTAUT variabel Facilitating Condition merupakan faktor yang paling dominan diikuti oleh variabel Effort Expectancy dan Social Influence dalam menentukan perilaku karyawan terhadap penggunaan teknologi (KMS) di XYZ. Melengkapi hasil tersebut, penulis menggunakan kerangka pikir Model menurut DeLone. Hasilnya diperoleh bahwa variabel Behavioral Intention, System Quality dan Service Quality adalah faktor yang paling dominan dalam menentukan keinginan seseorang untuk menggunakan teknologi (KMS) di XYZ. Dari survei dilingkungan XYZ fitur-fitur pada KMS yang paling sering digunakan adalah Document Management, Quality Management System Documentation dan dokumen terkait Job Desrcription. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan KMS di XYZ sangat terkait erat dengan proses penyelesaian pekerjaan sehari-hari karyawan.