Abstract
Ampiang adalah salah satu produk pangan lokal khas Sumatera Barat yang dibuat dari gabah ketan. Ampiang merupakan beras pecah kulit pratanak yang berbentuk pipihan dan dapat langsung dikonsumsi. Produk beras pipih ini tidak hanya mengandung lapisan endosperma, tetapi juga masih mengandung lapisan bekatul. Hal ini menyebabkan produk ampiang yang dihasilkan tidak hanya mengandung karbohidrat (pati), protein, lemak, vitamin dan mineral, namun juga kaya akan komponen bioaktif. Secara umum, proses pembuatan ampiang dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu perendaman gabah, penyanggraian, pemipihan, dan penampian. Proses pemipihan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan ampiang. Proses pemipihan akan menentukan mutu ampiang yang dihasilkan. Pada proses pemipihan, gabah yang telah mengalami gelatinisasi akibat proses pemasakan/penyangraiaan akan mengalami pelepasan sekam sekaligus pemipihan akibat adaya gaya gesek dan gaya tekan yang diterima gabah dari alat yang digunakan. Hingga saat ini proses pembuatan ampiang masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan peralatan yang sederhana, yaitu lesung dan alu. Proses pengerjaan ampiang yang masih tradisional sangat berpengaruh terhadap mutu produk yang dihasilkan (belum terstandarisasi dan tidak seragam), kapasitas produksi yang rendah, dan dan sulit untuk di scale up industri. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pengembangan terhadap proses produksi ampiang, salah satunya dengan cara mengupayakan purwarupa mesin pemipih ampiang. Namun performa purwarupa mesin pemipih yang dikembangkan belum sesuai dengan target yang diharapkan, sehingga mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, maka pada penelitian ini dilakukan perbaikan terhadap performa purwarupa mesin pemipih ampiang yaang telah dikembangkan dengan cara meningkatkan daya motor penggerak sebesar 4 kali lebih besar dan memodifikasi sistem penghubung antara mesin penggerak dan generator dengan menggunakan gearbox system
Keywords
Ampiang, beras pipih, beras pecah kulit, mesin pemipih ampiang, pangan fungsional.