Abstract
Sembilan Agenda Prioritas Nawa Cita Presiden Jokowi, dituliskan agenda prioritas ke lima adalah Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar dengan wajib belajar 12 Tahun bebas pungutan; peningkatan layanan kesehatan masyarakat dengan menginisiasi kartu Indonesia Sehat; Serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluar 9 Juta Hektar; program kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta Jaminan Sosial untuk rakyat di tahun 2019. Pendidikan wajib belajar 12 Tahun tersebut meliputi pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terdiri dari orang-orang yang menggunakan pengetahuan dalam mengerjakan tugas-tugas kesehariannya. Pengumpulan, pengelolaan dan penyebaran pengetahuan dalam sekolah merupakan hal yang sangat penting dan harus mendapat perhatian utama untuk kemajuan perkembangan sekolah tersebut. Karena itu maka penerapan Knowledge Management merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk mendukung aktifitas pengelolaan pengetahuan yang baik. Berdasarkan National Indicators for Education Planning NIEP jumlah siswa menengah pertama Indonesia: 10.036.467 313 di luar negeri dan jumlah sekolah: 36.468 33 di luar negeri sedangkan jumlah siswa menengah atas Indonesia: 4.312.238 33 di luar negeridan jumlah sekolah: 12.469 3 di luar negeri. Jumlah tersebut merupakan gabungan sekolah negeri dan swasta tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan laman www.antikorupsi.org (Febri Hendri dan Jimmy Paat), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan semula membawahi pendidikan dasar, menengah dan tinggi sekarang dipecah menjadi dua kementerian besar, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah yang sekarang dipimpin oleh Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.AP menggantikan Anies Baswedan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang dipimpin oleh Mohamad Nasir. Tugas atau pekerjaan rumah menteri pendidikan yang baru tersebut yang merupakan prioritas nomor satu adalah memperbaiki mutu pendidikan. Meskipun Kemdikbud memiliki standar mutu pendidikan yang mengatur tentang mutu guru, peserta didik, dan sarana prasarana pendidikan, namun sampai saat ini standar tersebut belum terpenuhi. Bahkan hanya sedikit sekali sekolah yang memenuhi standar mutu pendidikan. Sampai saat ini kompetensi guru dan persebaran guru masih menjadi masalah. Di sebagian daerah jumlah guru begitu sedikit dan kompetensinya tidak sesuai dengan bidang studi yang mereka ajarkan. Tujuan khusus penelitian ini adalah menganalisa proses bisnis sekolah menengah sehingga mendapatkan core knowledge yang harus dikelola oleh sekolah, merumuskan model knowledge management yang umum yang dapat digunakan sebagai standar untuk knowledge management sekolah menengah, dan mendapatkan masukan-masukan yang berharga untuk mengembangkan dan menyempurnakan model knowledge management sekolah menengah yang telah dirumuskan tersebut. Penelitian dilakukan dengan studi kepustakaan, melakukan analisa komponen-komponen sistem pendidikan menengah, penyebaran kuestioner dan survey, melakukan pemetaan, menganalisa core knowledge, mendesain model Knowledge Management, rekomendasi, menyusun laporan hasil penelitian dan sosialisasi. Banyaknya jumlah sekolah menengah dan prioritas pemerintah, prioritas untuk mewujudkan Nawa Cita serta pekerjaan rumah Kemdikbud yang penting maka diperlukan pengelolaan pengetahuan yang baik, hal tersebut dapat dicapai dengan suatu standarisasi model Knowledge Management yang terintegrasi. Perlu adanya keselarasan antara Pengembangan Knowledge Management dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk Pelaksanaan Rencana Kerja secara khusus mengenai rencana kerja tahunan, pedoman pengelolaan sekolah/madrasah, serta pengawasan dan evaluasi dengan Sistem Informasi ERP sekolah, perancangan sistem basis data akademik sekolah berbasis web dan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi pada sekolah. Berdasarkan ringkasan pemetaan pada Basic Core Knowledge sudah didukung oleh sistem informasi yang ada, sedangkan Strategic Core Knowledge belum didukung. Perlu mendapat perhatian pada Developmental Core Knowledge dan perlu penelitian lebih lanjut terutama untuk Strategic Core Knowledge dan Developmental Core Knowledge untuk dukungan sistem informasinya. Model view ini setelah disempurnakan untuk kedua core tersebut maka perlu dikaji ulang dengan responden-responden dari stakeholder sekolah menengah sehingga semakin sempurnanya model view. Setelah semakin sempurna model view maka dibuat Model View Knowledge Management Systems untuk sekolah menengah di Indonesia.