Sejak tahun 2014 pemerintah Republik Indonesia telah melaksanakan amanat UU No. 6 tahun 2009 tentang Desa. Dengan regulasi ini pemerintah lebih memberikan perhatian pada konteks pembangunan lokal khususnya masyarakat perdesaan dalam segi sosial, ekonomi, dan budaya. Kebijakan ini pun dibarengi dengan adanya anggaran dana desa dala postur APBN RI. Permasalahan yang muncul kemudian dalam proses pembangunan di level lokal desa adalah tidak optimalnya pengelolaan dana desa oleh aparat desa dan pelaku BUMDES (Badan Usaha Milik Desa). Desa Cangkudu di Kabupaten Tangerang, Banten adalah salah satu desa yang berhasil dalam mengelola Dana Desa melalui BUMDES. Keberhasilan ini melibatkan komunikasi aktoraktor lokal desa baik dari pemerintah, lembaga-lembaga sosial, maupun kelompok usaha lokal. Penilitian ini bertujuan untuk (1) mengeksplorasi jaringan komunikasi aktor-aktor local baik pemerintah secara internal dan eksternal, (2) mengidentifikasi struktur komunikasi dalam gapoktan dan dalam kelompok-kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan, (3) mengidentifikasi peranan individu dalam struktur komunikasi yang teridentifikasi, (4) menganalisis jaringan komunikasi kepemimpinan interpersonal yang dilihat dari derajat sentralitas, tingkat kedekatan dan tingkat kebersamaan. Penelitian ini menggunakan metode gabungan (mixed methods). Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui Analisa Jaringan Komunikasi (Communication Network Analysis / CNA). Pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan perangkat UCINET VI dalam mengidentifikasi jaringan komunikasi, serta analisis korelasi dengan menggunakan analisis korelasi Pearson melalui SPSS 20.

communication network, local micro-business group, leadership

• Dr. La Mani S.IP., M.Sc.

• Tri Adi Sumbogo, S.Sos., M.Si.