Abstract
Kawasan Pangandaran Jawa Barat sejak tahun 2006 telah menjadi model pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Program yang bertujuan memberdayakan komunitas lokal dalam mempersiapkan rencana kerja dan melakukan kegiatan dalam memperkaya berbagai potensi pengembangan pariwisata berkelanjutan. Namun demikian isu seputar dampak negatif akibat kunjungan wisatawan saat ini mengemuka terutama terhadap perubahan fisik kawasan pantai dan juga aktivitas di kawasan ini. Persaingan usaha di sektor kepariwisataan telah menyebabkan terjadinya pengembangan sektor kepariwisataan yang cenderung tidak terkendali. Studi ini bertujuan untuk mengindentifikasi, dan mengukur perubahan yang dapat diterima (limits of acceptable change-LAC) serta dampak akibat pengembangan kepariwisataan di Pangandaran untuk tetap dapat terjaga keberlanjutannya sebagai sebuah daya tarik wisata. Menggunakan kerangka LAC tradisional sebagai dasar, penelitian ini mempertimbangkan bagaimana untuk menentukan tingkat yang dapat diterima dampak yang terjadi di daerah Pantai Barat Pangandaran. Metode ini melibatkan para pemangku kepentingan dalam menentukan nilai-nilai, isu-isu dan perhatian serta menentukan tingkat dampak diterima untuk kawasan ini. Langkah selanjutnya tingkat penerimaan dibandingkan dengan dampak-dampak saat ini terjadi. Melalui review dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, situasi LAC Pantai Pangandaran Barat ini diuraikan. Hasil dari studi ini diharapkan dapat menemukenali indikator pengembangan sektor kepariwisataan yang berkelanjutan melalui pendekakatan LAC.
Keywords
Limits of acceptable change, pariwisata, sustainability,