Abstract
Kawasan bersejarah di Indonesia sering mengalami fenomena kehilangan karakter dan identitasnya akibat pertumbuhan kota yang mengalami kenaikan urbanisasi, kepadatan penduduk, peningkatan ekonomi dan globalisasi. Kota-kota besar di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa juga mengalaminya. Kenyataan yang dapat dilihat secara fisik pada kawasan-kawasan yang mulai memudar kejayaannya, misalnya Kota Tua Jakarta, Kota Lama Semarang, Kota Tua Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap Kawasan Pecinan dengan landmark yang dimilikinya, yaitu bangunan peribadatan yang ikonik, Klenteng. Identifikasi akan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data primernya dengan melakukan observasi langsung ke lokasi serta wawancara, sedangkan data sekundernya dengan menggunakan studi literatur. Hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah melihat perubahan pada kawasan bersejarah yang terletak pada kawaasan pecinan, apakah adaptasi budaya dan akulturasi telah terjadi secara tangible maupun intagible. Klenteng yang menjadi obyek utama penelitian adalah Klenteng Jin De Yuan di Jakarta dan Klenteng Tay Kak Sie di Semarang. Teori yang akan digunakan adalah teoriestetika, place theory, serta urban space theory
Keywords
Cagar Budaya, Kawasan Pecinan, Klenteng, Perkotaan