Abstract
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya pada ANDIK Lapas Anak Pria Tangerang diketahui bahwa 59,18% dari ANDIK memiliki tingkat stres yang tinggi. Hal ini mendorong dilakukannya konseling kelompok yang bertujuan membantu ANDIK untuk dapat melakukan manajemen terhadap stres yang dialaminya. Konseling kelompok manajemen stres diberikan dalam lima sesi selama bulan Juni sampai Juli 2015, pada 24 orang ANDIK yang terbagi dalam tiga kelompok. Untuk mengetahui efektivitas dari penerapan manajemen stres ini, digunakan dua metode, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dalam bentuk observasi terhadap tercapai atau tidaknya tujuan dari setiap sesi. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan memberikan pre dan post test pada peserta menggunakan Perceived Stress Scale (PSS). Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan dari setiap sesi dapat tercapai. Hal ini didukung oleh hasil pre dan post test dari PSS, yang menunjukkan bahwa 47.1% ANDIK mengalami penurunan tingkat stres dan 5.8% ANDIK tidak mengalami peningkatan tingkat stres. Hal ini menunjukkan bahwa ANDIK telah mampu mengenali sumber stres, mengenali reaksi saat stres, dan mengetahui cara positif yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres.