Tsunami di akhir Desember 2018 yang menghantam Selat Sunda, telah menghancurkan beberapa desa wisata di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Kebanyakan krisis di Indonesia ditangani secara buruk, sehingga akan menimbulkan dampak negatif terhadap citra destinasi pariwisata. Sebagai konsekuensinya, para stakeholder dari desa-desa wisata tersebut harus melakukan aktivitas komunikasi pasca krisis untuk mengembalikan citra desa mereka. Mereka juga harus rebrand citra desa mereka dari destinasi wisata yang aman menjadi destinasi yang lebih menantang melalui konsep place rebranding. Studi ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pasca krisis untuk mempromosikan kembali desa-desa wisata di Kabupaten Pandeglang Banten yang paling terdampak oleh bencana tsunami di akhir Desember 2018 melalui konsep place rebranding. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis riset deskriptif yang dilakukan dengan menggambarkan kegiatan komunikasi pasca krisis untuk mempromosikan kembali. Metode pengumpulan data primer akan menggunakan wawancara mendalam dengan para stakeholder dari desa-desa wisata tersebut dan observasi non partisipan. Data sekunder akan menggunakan profil desadesa wisata, berita-berita di internet serta jurnal. Metode analisa data akan menggunakan teknik koding dengan open coding, axial coding dan selective coding. Untuk memvalidasi data, studi ini akan menggunakan teknik triangulasi sumber dengan pakar komunikasi krisis.

komunikasi pasca krisis, promosi, desa wisata, bencana tsunami, place rebranding.

• Astrid Haryanti, B.Comn., M.Si

• Siti Dewi Sri Ratna Sari, S.S., M.Si.