Abstract
Pada masa globalisasi, Teknologi komunikasi dan informasi memiliki peranan sangat penting. Di sisi lain salah satu penyebab rendahnya minat masyarakat untuk melestarikan warisan kebudayaannya sendiri adalah rendahnya literasi terhadap teknologi. Kemajuan teknologi harusnya dapat dipergunakan dan dimanfaatkan sebagai salah satu media pelestarian warisan budaya bangsa. Jawa Barat khususnya masyarakat Sunda memiliki beragam kebudayaan dan saat ini memasuki fase yang mengkhawatirkan keberadaannya, salah satu kebudayaan tersebut adalah Carita Pantun. Carita Pantun merupakan sebuah seni pertunjukan didalamnya mempunyai fungsi sebagai tuntunan dan tontonan. Di masa lalu Carita Pantun diapresiasi bukan hanya sekedar seni, melainkan juga kandungan dan makna dari kisah yang di tuturkan Pemantun (petutur pantun), terutama tentang totonden mangsa yang sering diselipkan Ki Juru Pantun. Cerita pantun berkisar tentang masa lalu karuhun/leluhur dan simbol-simbol budayanya. Pantun sering pula membahas masalah yang terkait dengan Uga atau totonden (tanda) mangsa. Tuntunan ajaran/kosmologi masyarakat sunda, bagaimana asal mula alam semesta, para dewa dan manusia tercipta. Konteks budaya tutur masyarakat sunda sangat sarat makna dan kedalaman filosofi. Ungkapan-ungkapan, kode-kode dan simbol-simbol yang terdapat pada carita pantun menunjukan sisi kejeniusan para leluhur/karuhun menyimpan pesan dan informasi-informasi tatanan pikiran masyarakat sunda.