Abstract
Hiruk pikuk modernitas kian mengubah dunia jadi belantara citra. Era ini menjadi wadah tumbuh kembangnya generasi mahasiswa, sebagai generasi millennial, generasi internet (generasi Y, Z). Tak pelak lagi, pengalaman estetika mereka didominasi oleh representasi-imej, yang menampilkan sensasi visual (visual pleasure). Sementara, pencarian pada wilayah esensi rupa cenderung terabaikan. Kondisi ini beriringan dengan fenomena jejalan dari berbagai citraan yang menghimpit di setiap sudut kehidupan mereka saat ini. Mulai dari papan iklan, televisi, internet, sampai dengan perangkat gadget personal. Dibalik jejalan berbagai citraan dengan berbagai tawarannya itu, jurusan Desain Komunikasi Visual School of Design Binus University memetakan Nirmana pada rumpun mata kuliah pendidikan dasar dalam kurikulum pembelajarannya di semester pertama. Melalui penjelajahan dan pengorganisasian unsur-unsur rupa yang paling esensial seperti: titik, garis, bidang, tekstur, ruang dan warna. Dalam kondisi ini pentingnya kepekaan rasa dihasratkan mampu meraih sekaligus mendedahkan pengalaman tentang nilai-nilai transendental tersebut. Dengan demikian pengejewantahan unsur rupa dibentuk oleh imajinasi yang menautkan citra nir-bentuk dalam benak siswa dengan modul stimulus dalam kenyataan (stimuli-luar). Siswa diharapkan mampu menghasilkan suatu karya yang merupakan hasil jalinan gagasan, imajinasi (bukan sekedar fantasi) akan sebuah pengalaman khusus, yakni pengalaman estetik. Di samping itu siswa diharapkan mampu membuat sejumlah keputusan artistik dari kondisi ketiadaan bahasa menjadi serangkaian artikulasi yang tidak sekedar indah, namun mampu mewujud sebagai bentuk bermakna (significant form), yakni sebagai bentuk yang mampu menimbulkan emosi estetik (aesthetic emotion) dengan pemerian suatu kebenaran koherensi dalam perspektif desain.
Keywords
Nirmana, Kreatifitas, Kepekaan, Estetik, Pengalaman Ketubuhan