Abstract
Permasalahan terjadi ketika tim pencarian dan pertolongan (Urban Search and Rescue [USAR]) melakukan tindakan USAR terhadap korban reruntuhan bangunan yang terjadi di benua Asia, dalam hal ini Indonesia, maupun di benua lainnya. Permasalahan tersebut membuka kesempatan penelitian dengan lingkup terbesar dalam sistem tanggap darurat (Emergency Response Sytem) yang dikaitkan dengan penggunaan robot (Serpentine Robot) dan unsur manusia yang ahli dalam ahli struktur bangunan (Structural Building Expert). Perencanaan yang matang dalam sistem tanggap darurat terhadap unsur kecepatan bertindak dan keselamatan diperlukan dalam hal pengerahan (Deployment) robot dan unsur manusia. Pada penelitian ini dikembangkan robot berbentuk ular dengan sendi antar segmen yang digerakkan dengan tiga derajat kebebasan (Degree of Freedom (DOF)) sehingga robot dapat meliuk ke kiri atau kanan, atas atau bawah, dan fleksibilitas jarak antar segmen. Karakteristik tersebut mempermudah robot tersebut memberikan data akurat kepada ahli struktur bangunan untuk melakukan investigasi sebab kegagalan struktur serta dapat menjadi pertimbangan perencanaan dan penentuan lokasi aman untuk diakses oleh tim USAR. Perencanaan yang dimaksud menjadi bagian sistem terpadu (Integrated System) dan Industrial Engineering yang meliputi Logistics dan Supply Chain dan juga Service Level. Penelitian ini diharapkan berguna dan dapat diterapkan pada kondisi di Indonesia, dengan benchmark terhadap sistem tanggap darurat yang sudah ada di benua lainnya. Benchmark tersebut meliputi sistem tanggap darurat yang menggunakan Data Flow Diagram, Local Government Resource Capability dan Civil-Military Relations in Emergency Management.
Keywords
Emergency Response System, Data Flow Diagram, Urban Search and Rescue, Serpentine Robot, Confined Space Rescue