Abstract
Setiap individu berhak mendapatkan kesempatan untuk bekerja maupun berkarya dengan bebas. Tidak terkecuali dengan penyandang disabilitas. Keterbatasan yang dimiliki, memang bukan penghalang. Namun, tidak dipungkiri, individu dengan disabilitas memang membutuhkan banyak dukungan dalam berkarya, baik itu dari dukungan berupa sistem, akses, maupun moral. Para disabilitas ini menyalurkan Bahasa ekpresi mereka dengan mengeksplorasi visual partisipasinya dalam kutipan di ruang publik. Melihat persoalan tersebut, makarumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana para disabilitas memiliki ruang untuk mengekspresikan diri mereka dalam bentuk kutipan yang dipamerkan dengan mengajak publik untuk merespon kutipan- kutipan tersebut yang telah dicetak dalam 100 lembar kertas A5. Di lokasi juga disediakan meja serta alat dan bahan sebagai fasilitas kepada pengunjung yang berpartisipasi secara sukarela dalamproject ini. Penelitian ini akan menggali terkait makna apa saja yang disampaikan oleh para disabilitas dalam kutipan-kutipan yang mereka tulis serta bagaimana peran dari ruang publik sebagai tempat untuk menghasilkan tulisan berupa kutipan bagi para disabilitas. Penelitian menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan penelitian yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teori pendekatan mixed method dari Creswell (2011). Pada tahap pertama dilakukan studi kualitatif untuk membangun kuesioner yang akan digunakan pada tahap kuantitatif berikutnya dalam penelitian ini. Setelah kuesioner digunakan dan didapatkan data dan hasil analisis kuantitatif, peneliti kemudian melakukan tahap berikutnya yaitu studi kualitatif berupa FGD untuk membahas temuan penelitian kuantitatif dan merancang intervensi yang akan dilakukan. Hasil temuan dari penelitian ini juga nantinya akan menghasilkan penemuan bagaimana dengan kutipan yang ditampilkan tersebut dengan menggunakan pendekatan desain visual dan semiotika dan semantik dalam linguitik untuk mengkaji bagaiamana penerimaan para disabilitas bagi dirinya dan lingkungan, unsur bahasa isyarat sebagai instrumen Komunikasi mereka, dan ideologi egalitarianisme yang ingin memperlakukan penyandang disabilitas dengan hak dan derajat yang sama seperti manusia pada umumnya.
Keywords
Bahasa ekspresi, eksplorasi visual, kutipan, disabilitas, ruang publik