Abstract
Kain uis nipis merupakan pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan budaya suku Karo maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pemasaran kain ini masih mengalami permasalahan khususnya menyangkut penjualan, termasuk di masa pandemi dan post-pandemik ini. Saat ini, penenun dan pengusaha kain uis nipis umumnya menjual melalui toko-toko di pasar tradisional. Selama ini pemanfaatan toko pun belum maksimal untuk meningkatkan niat beli konsumen. Karena itu kami melihat perlunya peningkatan pemberdayaan komunitas pengrajin dan pengusaha penenun ini melalui peningkatan kinerja toko ritel melalui teknik visual merchandising secara multikanal, baik untuk toko luring maupun toko daring. Penulis mengusulkan untuk memberikan pelatihan dua hari via aplikasi online video conference bagi pengrajin dan pengusaha mikro dan kecil dari usaha Uis Nipis ini berkaitan dengan strategi pemasaran luring dan daring/digital, visual merchandising untuk toko luring dan daring, pemasaran layanan, akuntansi dasar sederhana, serta pemberdayaan sumber daya manusia. Kemudian kami akan mengunjugi UMKM Uis Nipis di Kecamatan Kabanjahe, Kabupatan Karo, Sumatera Utara, untuk melihat dan memberikan pendampingan berkaitan dengan transformasi toko ritel mereka setelah mereka mendapatkan pelatihan.
Keywords
visual merchandising, small and medium enterprises (SME), fashion, traditional craftmanships, retail, uis nipis, Indonesia.