Abstract
Penerjemahan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan pada era globalisasi saat ini. Komunikasi yang terjadi tidak hanya pada orang-orang yang memiliki Bahasa yang sama tapi juga pada pada orang-orang yang memiliki Bahasa yang berbeda. Tujuan dari penerjemahan merupakan mencari kata-kata yang sepadan antara Bahasa sumber dan Bahasa sasaran. Namun dalam proses pencarian kata-kata yang sepadan tersebut seringkali ditemukan tidak adanya kata-kata yang sepadan. Salah satu penyebabnya adalah cultural specific item. Salah satu strategi penerjemahan yang sering dilakukan adalah cultural substitution, yaitu mengganti kata-kata dalam Bahasa sumber dengan kata-kata yang memiliki pengaruh yang sama terhadap pembaca. Strategi ini juga umum digunakan pada penerjemahan komik-komik Jepang di Indonesia. Terutama pada penerjemahan komik di era pemerintahan orde baru. Penulis mencurigai adanya pengaruh dari sensor pemerintah terhadap keputusan penerjemah dalam melakukan penerjemahan kata-kata asing, terutama dalam hal ini adalah penerjemahan komik Jepang. Penulis akan melakukan kategorisasi terhadap kata-kata dalam Bahasa Jepang dan melakukan Wawancara terhadap penerjemah dan pembaca untuk mengetahui faktorfakro yang menyebabkan pemilihan penerjemahan dengan strategi cultural substitution.