Abstract
Humor adalah abnormalitas yang menimbulkan tawa dan kelucuan. Televisi yang memiliki fungsi hiburan menyediakan berbagai program acara yang dapat menghibur dan membuat penontonnya tersenyum serta tertawa. Salah satu program yang membuat tertawa adalah program talk show Sentilan Sentilun. Talk Show Sentilan Sentilun menggabungkan unsur humor dan politik. Penggabungan unsur humor dan politik pada talk show Sentilan Sentilun dikatakan untuk memenuhi tujuan mendasar media yang memiliki fungsi informatif, edukatif, hiburan, dan kontrol sosial. Penelitian ini melihat makna denotasi dan makna konotasi serta mitos dari humor politik dalam tayangan talkshow Sentilan Sentilun episode Pindah Rumah. menggunakan pendekatan semiotika yang digagas oleh Roland Barthes menggunakan penandaan bertingkat dan tertuju pada mitos. Talk Show Sentilan Sentilun pada episode pindah rumah banyak menggunakan teknik humor antara lain teknik humor satire, pun, ironi, infantilism, sarcasm, bombat, peculiar face, repartee, ignorance, disappointment, ridicule dan absurdity. Episode ini membahas kasus pelanggaran etika hingga permasalahan sidang MKD yang tidak relevan. Adegan atau scene yang ada di episode ini secara tersurat maupun tersirat membahas, menyinggung dan mengkritisi kasus ketua DPR Setya Novanto yang melakukan tindakan meminta saham kepada Freeport atas nama Presiden dan wakil presiden. Tindakan yang dilakukan oleh ketua DPR, Setya Novanto bisa dikatakan sebagai salah satu contoh dari penyalahgunaan wewenang aatau abuse of power. Abuse of power adalah tindakan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan seorang pejabat untuk kepentingan tertentu, baik untuk kepentingan diri sendiri, orang lain atau korporasi. Kalau tindakan itu dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara, maka tindakan tersebut dapat dianggap sebagai tindakan korupsi.
Keywords
Semiotika, humor, humor politik, Sentilan Sentilun