Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kemungkinan penggunaan akad di Perbankan Syariah sebagai alternatif sumber pendanaan bagi Start-UP IT mahasiswa atau lulusan Universitas Bina Nusantara. Temuan Perbankan Syariah menggunakan fatwa Dewan Syariah Nasional sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan operasional mereka, termasuk didalamnya tentang pemberian pembiayaan untuk pengembangan bisnis. Informan sepakat menyatakan bahwa Start-Up IT belum menjadi isu yang dibahas di level Dewan Syariah Nasional, dan belum ada fatwa apapun tentang hal tersebut. Start-Up IT dianggap tidak bisa dibiayai oleh perbankan syariah karena dianggap tergolong dalam gharar, yang termasuk dalam kategori transaksi yang diharamkan dalam Islam. Generally, Syariah Banks could not support IT Start-Up business, including in Bina Nusantara University. Desain/Metodologi penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode In-depth Interview (wawancara mendalam) dilaksanakan untuk mendapatkan keterangan. Para peneliti mewawancara beberapa narasumber yang dianggap sebagai pakar dalam bidang Perbankan Syariah, termasuk didalamnya adalah praktisi Perbankan Syariah dan dari kalangan Perguruan Tinggi. Wawancara akan dihentikan setelah tidak didapat informasi baru yang memperkaya hasil penelitian. Batasan Penelitian Narasumber tidak bisa berbicara atas nama Institusi tempat mereka bernaung, akan tetapi berbicara dalam konteks diri sendiri sebagai praktisi di dunia Perbankan Syariah. Orisinalitas Perbankan Syariah tidak bisa memberikan pendanaan bagi Start-Up IT berdasarkan kondisi bahwa Start-Up IT dapat digolongkan ke dalam transaksi gharar yang termasuk dalam kategori transaksi yang tidak dibolehkan dalam Islam.

Start-Up IT, DSN, Perbankan Syariah, gharar

• Gatot Hendra Prakoso, S.Pt., M.Sc.

• Hartanto, S.E., M.M.

• Erwin Permana S.P., ME

• Onggo Pramudito, S.T., M.M