Abstract
Usaha pelestarian lingkungan buatan terkait erat dengan pengarsipan; pengarsipan yang baik melahirkan upaya pelestarian yang berkualitas pula. Dalam bidang arsitektur dan kota, arsip sering kali dibatasi dalam format-format yang kaku dan formal: peta kawasan, data kependudukan, dan rekaman demografi lain. Formalitas ini membatasi pemaknaan arsitektur dan kota bagi pemakainya, yaitu warga lokal sendiri. Perekaman kasual akan memori kolektif warga dibutuhkan sebagai penyeimbang data-data yang disebutkan di atas agar produk arsip tidak bias kelas.
Keywords
Pengarsipan Arsitektur, Pengarsipan Ruang Kota, Daerah Paskabencana, Sidoarjo, Lumpur Lapindo