Banjir merupakan sebuah fenomena yang kompleks sehingga memerlukan sinergi dari berbagai profesi yang berkaitan, diantaranya profesi arsitek. Karya arsitek selayaknya tidak hanya dapat dinikmati keindahannya namun dengan mempertimbangkan potensi banjir untuk beberapa wilayah yang rentan banjir maka arsitek harus mampu beradaptasi dan karyanya menunjukkan telah beradaptasi dg banjir. Karya ini tetap mampu disuguhkan sebagai karya yang baik dan menguntungkan dari aspek bisnis dan teknologi sehingga disebut dengan Architechnopreneurship. Semuanya itu memerlukan edukasi kepada arsiteknya, kepada penduduknya dan kepada perusahaan yang terlibat. Jadi riset ini kombinasi dari jurusan arsitektur-entrepreneurship-pendidikan yang dapat memberikan masukan kebijakan tata kota yang adaptif terhadap ancaman banjir. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) tahun yang menghasilkan luaran pada tahun pertama, yaitu Construct Theoretical dan instrument sekaligus hasil kalibrasi tentang Architechnopreneurship, HKI dan 5 (lima) publikasi internasional. Tahun kedua menghasilkan Pemetaan hasil survei Architechnopreneurship, HKI dan 5 (lima) publikasi internasional. Tahun ketiga menghasilkan HKI Model kebijakan, strategi dan upaya rehabilitasi bangunan dan kompleks perumahan sehingga menyesuaian diri dari lokasi banjir, HKI dan 5 (lima) publikasi internasional

Architechnopreneurship, Arsitektur, Pendidikan, Entrepreneurship Neuroresearch

• Ir. Yosica Mariana, S.T., M.T., IPU, ASEAN Eng.

• Ir. Sigit Wijaksono, M.Si, IPM

• Bonny A. Suryawinata, S.T., M.Ars.

• Prof. Dr. Ir. Sasmoko, M.Pd., M.A., CIRR, IPU, ASEAN Eng., SMIEEE