Abstract
Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Namun air yang diperoleh dari siklus air telah berubah dalam 10 tahun terakhir disebabkan adanya perubahan iklim. Akibat adanya pengaruh iklim dan musim jumlah air berfluktuasi dimana pada musim penghujan jumlah air melimpah sedangkan pada musim kering jumlah air sedikit. Perubahan iklim ini membuat perbedaan jumlah air antara musim kering dan hujan semakin besar. Pada musim hujan, jumlah air yang dikelola pun semangkin meningkat sehingga muncul kesulitan pengelolaan sehingga kejadian banjir tidak terhindarkan, Salah satu kejadian banjir ini terjadi di Danau Tempe. Danau Tempe berada di Kabupaten Wajo, Sidenreng Rappang (Sidrap), dan Soppeng, kurang lebih 190 km sebelah utara Makassar. Berdasakan dokumen Flood Assessment Report, dari Tahun 2002-2019 sudah terjadi beberapa kali banjir di wilayah Danau Tempe yaitu pada Tahun 2002, 2018, dan 2019. Pada bulan Mei tahun 2002, kejadian banjir mencapai elevasi +10,15 m. namun memang pada tahun 2002 ini belum ada pembangunan pulau reklamasi D1, D2, dan D3. Berdasarkan dokumen Flood Assessment Report, pada tahun 2018 terjadi banjir sampai muka air di Danau Tempe mencapai +9.20 m dan pada Tahun 2019 terjadi kembali banjir dengan Muka air di Danau Tempe mencapai +8.63 m. Penelitian ini mencoba untuk melihat debit banjir dan genangan yang terjadi di pulau reklamasi pada Danau Tempe ssehingga dapat menjelaskan penyebab kejadian banjir pada lokasi tersebut menggunakan model matematik.