Strategi Memilih Jurnal yang Terindeks Scopus

Binus University sejak tahun 2012 telah memilih QS-Star  Rating dan Ranking sebagai salah satu ukuran keberhasilan.Salah satu parameter agar rating dan ranking pada QS-Star  adalah paper ilmiah? Ya, lalu kenapa SCOPUS?  Salah satu kriteria DIKTI mengenai jurnal internasional bereputasi adalah jurnal internasional yang terindeks pada Scopus dan Web of Science) dan memiliki faktor dampak. Rating dan Ranking QS hanya menghitung paper yang diindeks oleh SCOPUS dan jumlah sitasi paper SCOPUS.

OK, mari kita berusaha itu berkontribusi

 

Berita ini disampaikan terkait dengan pemberitahuan kami sebelumnya mengenai kebijakan universitas untuk penerbitan artikel dalam jurnal predator. Kita sadar bahwa siklus penerbitan artikel dalam sebuah jurnal terutama jurnal internasional yang bermutu memakan banyak waktu bahkan terkadang hingga 2 tahun. Hal ini menyebabkan beberapa penulis mengambil “jalan pintas” dengan menerbitkan artikelnya di jurnal yang “mudah”. Sayangnya banyak penjahat akademik yang memanfaatkan hal ini untuk keuntungan mereka semata dengan membuat jurnal yang proses penerimaan artikelnya mudah (yang penting bayar). Kita juga paham akan perbedaan kualitas tulisan dosen yang masih pemula dengan dosen yang sudah bertaraf internasional sehingga kami mencari jurnal yang selektivitasnya lebih rendah tetapi juga bukan jurnal predator ataupun jurnal asal terbit. Jurnal tersebut harus memiliki standar minimal untuk menjaga kualitas artikel yang diterbitkan.

Berikut ini ada informasi beberapa jurnal yang dikategorikan sebagai megajournal karena mereka menerima artikel di banyak bidang. Selektivitasnya rendah karena mereka menekankan dalam metodologi penelitian yang baik bukan impact artikel yang tinggi. Jurnal yang ada namanya berikut di bawah ini semua terindeks SCOPUS.

Perlu diingat bahwa sepanjang metodologi riset yang digunakan baik dan dapat ditelusuri validitasnya maka kemungkinan besar artikel tersebut akan dapat diterima.

Selamat berkarya!