Kolaborasi Internasional dalam Workshop Eco Enzyme Bersama Mahasiswa Thailand dan ITB

Pada Kamis, 31 Juli 2025, tim RIG SMEEI BINUS Bandung kembali menggelar kegiatan edukatif bertema keberlanjutan yang kali ini terasa istimewa berkat kehadiran peserta dari luar negeri. Workshop ini mempertemukan semangat kolaborasi lintas negara, dengan fokus pada materi pengenalan Eco Enzyme, pembuatan Eco Enzyme, dan produksi sabun berbasis Eco Enzyme.
Kegiatan ini diikuti oleh:
-
3 mahasiswa dari Prince of Songkla University (Thailand)
-
5 mahasiswa dari Mahidol University (Thailand)
-
3 mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB)
Kehadiran peserta dari berbagai institusi ini menunjukkan bahwa isu keberlanjutan dan lingkungan tidak mengenal batas wilayah—semua bisa bersatu untuk belajar, bertukar pikiran, dan bertindak.
Workshop dibuka dengan pemaparan mengenai konsep dasar Eco Enzyme—cairan fermentasi alami dari limbah dapur (seperti kulit buah), gula merah, dan air, yang memiliki banyak kegunaan: mulai dari pembersih rumah tangga, pupuk cair, hingga bahan tambahan dalam pembuatan sabun.
Komposisi Eco Enzyme:
🔸 1 bagian gula merah
🔸 3 bagian limbah kulit buah
🔸 10 bagian air
Setelah sesi materi, peserta langsung diajak untuk membuat Eco Enzyme mereka sendiri. Aktivitas ini memperkuat pemahaman mereka tentang bagaimana limbah organik rumah tangga yang sering dianggap tidak berguna bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Pembuatan Sabun Eco Enzyme
Selain membuat Eco Enzyme, peserta juga mempraktikkan pembuatan sabun batang Eco Enzyme. Sabun ini dibuat menggunakan bahan-bahan sederhana namun efektif:
-
Minyak kelapa
-
NaOH (Natrium Hidroksida)
-
Air dan Eco Enzyme
Peserta mempelajari proses saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak/minyak dengan alkali yang menghasilkan sabun. Penambahan Eco Enzyme menjadikan sabun ini lebih alami dan aman untuk kulit serta tidak mencemari lingkungan seperti sabun komersial berbahan kimia sintetis.
Suasana Workshop
Suasana selama workshop berlangsung sangat dinamis dan interaktif. Para mahasiswa dari Thailand dan ITB aktif berdiskusi, bertanya, dan bahkan berbagi pengalaman terkait pengolahan limbah di negara atau institusi masing-masing.
Diskusi informal juga berlangsung hangat antara peserta dan tim fasilitator dari RIG SMEEI, yang memberikan wawasan tambahan tentang berbagai aplikasi lanjutan dari Eco Enzyme dan tantangan dalam edukasi keberlanjutan di masyarakat.
Kegiatan ini menegaskan kembali bahwa solusi untuk menjaga bumi bisa dimulai dari hal sederhana—seperti sabun buatan sendiri, atau memfermentasi limbah dapur jadi cairan serbaguna.
Melalui workshop ini, RIG SMEEI berharap para peserta tak hanya membawa pulang produk yang mereka buat, tapi juga semangat baru untuk ikut menjaga bumi dan memulai kebiasaan ramah lingkungan, dimulai dari rumah dan komunitas terdekat.