Eco Enzyme: Solusi Ramah Lingkungan dari Limbah Organik

Dalam upaya menciptakan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, banyak orang mulai beralih ke solusi alami untuk mengurangi limbah dan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu inovasi yang kini semakin populer adalah Eco Enzyme—sebuah cairan serbaguna yang dibuat dari limbah dapur dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga hingga pertanian.
Tapi, apa sebenarnya Eco Enzyme? Bagaimana cara membuatnya? Dan mengapa cairan ini begitu penting dalam konsep zero waste dan keberlanjutan?

Apa itu Eco Enzyme?
Eco Enzyme adalah cairan hasil fermentasi limbah organik (seperti kuliah buah dan sayur) yang dicampur dengan gula merah dan air. Proses ini menghasilkan enzim alami yang memiliki berbagai manfaat termasuk sebagai pembersih alami, pupuk organik, pengusir hama, hingga membantu mengurai limbah di perairan.

Mengapa Eco Enzyme Penting?
Dalam kehidupan sekarang, penggunaan bahan kimia dalam produk pembersih, pupuk, dan penghilang bau sudah menjadi hal yang biasa. Sayangnya, sebagian besar produk ini mengandung zat beracun yang dapat mencemari air, tanah, dan udara, serta berkontribusi terhadap masalah lingkungan global seperti polusi dan pemanasan global.

Dengan menggunakan Eco Enzyme, kita bisa:

  • Mengurangi limbah organik yang biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah.
  • Mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya yang mencemari lingkungan.
  • Menghemat biaya karena dapat menggantikan berbagai produk rumah tangga.
  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup zero waste.

Bagaimana Cara Membuat Eco Enzyme?

Bahan yang Dibutuhkan:

  • 1 bagian gula merah.
  • 3 bagian limbah organik (kulit buah, sayur, ampas teh/kopi, dll.). Hindari limbah hewani seperti daging dan produk susu.
  • 10 bagian air.
  • Wadah plastik dengan tutup (hindari botol kaca karena gas fermentasi bisa menyebabkan pecah).

Langkah-langkah Pembuatan:

  1. Campurkan semua bahan dalam wadah plastik, pastikan ada ruang kosong sekitar 30% dari volume wadah untuk memberi ruang bagi gas yang dihasilkan selama fermentasi.
  2. Aduk atau kocok wadah setiap beberapa hari untuk membantu proses fermentasi dan mengeluarkan gas yang terbentuk.
  3. Diamkan selama 3 bulan di tempat yang sejuk dan gelap.
  4. Setelah fermentasi selesai, saring cairannya dan simpan dalam botol bersih. Ampasnya bisa digunakan sebagai pupuk kompos.

Catatan: Jangan tutup wadah terlalu rapat karena gas yang dihasilkan bisa menyebabkan tekanan berlebih.

Sumber Gambar:

https://aicdn.speedsize.com/5d349058-d7e9-42af-aa10-81367194047c/tipa-corp.com/wp-content/uploads/2022/11/im2-1.jpg?speedsize=w_1000

https://www.its.ac.id/news/wp-content/uploads/sites/2/2023/06/Membuat-Eco-Enzyme-1.jpg