PELAKSANAAN INSIDEN DAN MASALAH MANAJEMEN UNTUK MENCAPAI TINGKAT LAYANAN PERSETUJUAN

Perkembangan sistem penyiaran televisi di Indonesia kini telah memasuki babak baru. Era digital yang kini sedang ramai menjadi trend setter dalam perkembangan teknologi informasi dan juga merambah dunia penyiaran atau penyiaran. Public Broadcasting Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) menyadari betul kondisi tersebut sehingga terus berbenah diri meningkatkan pelayanan baik internal maupun eksternal perusahaan.

Di sisi eksternal (pelayanan kepada rakyat Indonesia), TVRI memanfaatkan aplikasi teknologi yang bertujuan untuk mengintegrasikan analog dan layanan multimedia siaran digital serta terintegrasi dengan media interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View(PPV), dan telekonferensi. Pelayanan terhadap kinerja pegawai / pegawai) TVRI memberikan tanggung jawab kepada Divisi IT-nya untuk memberikan dukungan (support) pada aplikasi seperti serta secara teknis. Departemen TI dianggap mampu menyediakan solusi dalam sistem komputerisasi yang dapat mengintegrasikan manusia sumber daya (orang), proses, dan teknologi di TVRI. Kemampuan suatu organisasi untuk mengelola aset TI-nya akan mempengaruhi kualitas Layanan TI salah satunya dapat diukur dari pencapaiannya Perjanjian Tingkat Layanan (SLA). SLA sendiri dapat diartikan sebagai menjadi referensi layanan dasar yang disediakan atau ditentukan melalui kesepakatan dua pihak dalam bentuk kerjasama kontrak.

Contoh: Saat down time antar Internet Penyedia Layanan dengan perusahaan. Untuk menentukan luasnya Divisi IT menguasai lalu lintas dan menjalankan proses bisnis itu perlu diukur dengan menggunakan praktik terbaik yang ada dalam kasus ini menggunakan Information Technology Infrastructure Library (ITIL) sehingga organisasi dapat mengetahui dengan tepat tingkat kematangannya. Tingkat kematangan memudahkan untuk dapat menentukan proses selanjutnya dalam meningkatkan layanan TI. Kemudian, pada tahap ini juga akan terjadi manajemen insiden dan manajemen masalah mereka.

Proses Manajemen Layanan TI pada manajemen insiden dan masalah memegang peran yang sangat penting. Kejadian manajemen untuk memulihkan operasi bisnis mereka kembali normal seperti secepat mungkin dan tingkat bisnis normal dapat diatasi dalam batas SLA. Manajemen insiden adalah proses yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu insiden. Infrastruktur IT yang cukup memadai penting bagi organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat kematangan serta manajemen insiden dan masalah manajemen departemen TI untuk mendukung analog dan digital siaran televisi secara keseluruhan di LPP TVRI.

Tahapan yang digunakan dalam melakukan penelitian. Dalam metodologi harus menggambarkan keterkaitan setiap tahapan sehingga kegiatan penelitian bisa lebih terencana dan sistematis.

Divisi IT dalam menjalankan operasi LPP TVRI tidak bisa terpisah dari SLA yang ada. Penanganan masalah selama live streaming lokal dan tingkat pusat. Masalah ini sering terjadi karena banyak faktor. SLA yang diukur adalah penanganan interupsi acara live streaming dan deteksi cepat menjadi sumber masalah. Bagian IT LPP TVRI akan dilakukan pengukuran level insiden manajemen kematangan dan pengukuran kinerja dan manajemen masalah. Tujuan pengukuran untuk yang dilakukan adalah menentukan sejauh mana hubungan tersebut dan tersebut pengaruh tingkat kematangan manajemen insiden dan manajemen masalah pada kinerja dan pencapaian menangani insiden dan masalah.

Mengukur tingkat kematangan Divisi IT LPP TVRI pembagian dilakukan dua kali dengan menggunakan pengukuran deskriptif (Literatur) dan pengukuran kuantitatif dengan kuesioner Matriks ITSM, Studi literatur dilakukan sebagai referensi di melakukan analisis deskriptif atas dasar masing – masing level jatuh tempo.

Pengukuran tingkat kematangan, pengukuran fase I dan tahap II dibuat dengan metode penulisan hingga wawancara: Seorang Manajer TI, Tiga kepala divisi dan Staf departemen TI. Dari hasil pengukuran kuantitatif dapat diketahui bahwa Tingkat kematangan divisi dukungan teknis berada di level 1. Baik pengukuran deskriptif maupun kuantitatif.

Pengukuran yang sama – tingkat hasil yang sama 1 Awal. Pada tahap kedua pengukuran dilakukan dengan menggunakan wawancara dan observasi kepada manajer IT dan kepala divisi. Matriks masih digunakan seperti yang dilakukan pada tahap I adalah matriks insiden manajemen dan masalah.

Penerapan model kerangka COSO ERM dalam format sesuai dengan kondisi PT. MAB sebagai manajemen risiko alat yang terkait dengan penggunaan teknologi komputasi awan. Itu manajemen PT. MAB telah melakukan pengaturan obyektif oleh mendefinisikan proses bisnis, model implementasi dan model layanan komputasi awan serta selera risiko pilih respons risiko alternatif. Penerapan model kerangka COSO ERM dapat digunakan untuk menilai 39 risiko berdasarkan observasi dan wawancara dengan MAB dan hasil penilaian dari beberapa penelitian sebelumnya dan model yang terkait dengan manajemen risiko komputasi awan kerangka kerja yang telah disediakan.

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa tingkat resiko sedang sangat tinggi (ekstrim) meliputi aspek teknologi yaitu ketersediaan tenaga ahli di bidang keamanan sistem informasi dan kapasitas catu daya yang memadai dan sistem cadangan daya, Sedangkan dalam aspek keamanan adalah risiko kejahatan dunia maya seperti peretas, phishing, scamming, dan Denial-of-Service Terdistribusi (DDOS).

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara mengenai manajemen risiko, keamanan informasi dan informasi Program Protection (IP) di PT. MAB yaitu dari enam mata pelajaran itu apakah PT. MAB memiliki level rating “solid” dalam hal Keamanan Kebijakan, Kesesuaian Organisasi, Keamanan Fisik, Teknis Safeguards, dan memiliki peringkat tingkat “buruk” dalam hal Business Impact Analysis (BIA), Disaster Recovery Plan (DRP) dan Keamanan Telekomunikasi.

Buku Bacaan

[1] Almgren, K. “Implementing COSO ERM Framework to
Mitigate Cloud Computing Business Challenges,” Int. J. Bus.
Soc. Sci., vol. 5, no. 9, pp. 71–76, 2014.

[2] Carroll, M., Kotze, P., and Merwe, A. der, “A risk and
control framework for cloud computing and virtualisation:
enabling technologies,” CSIR Sci. Scope, vol. 6, no. 2, pp.
62–63, 2012.

[3] Horwath, C., Chan, W., Leung, E., and Pili, H. “Enterprise
risk management for cloud computing,” Comm. Spons.
Organ. Treadw. Comm., p. 4, 2012.

[4] Moeller, R. COSO ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
UNDERSTANDING THE NEW INTEGRATED ERM
FRAMEWORK. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2007.

[5] Carroll, E. L. “Occupational Fraud : A Survey,” A thesis
Submitt. to Fac. Univ. Mississippi Partial fulfillment Requir.
Sally McDonnell Barksdale Honor. Coll., no. May, 2015.

[6] Enslin, Z. “Cloud computing : COBIT-mapped benefits, risks
and controls for consumer enterprises,” Thesis Present.
Partial fulfilment Requir. degree Masters Commer.
(Computer Audit. Stellenbosch Univ., no. March, 2012.

[7] Moeller, R. R. COSO Enterprise Risk Management
Establishing Effective Governance, Risk, and Compliance
Processes, 2nd ed. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.,
2011.

[8] Peltier, T. R. Information Security Risk Analysis, 3rd ed.
New York: CRC Press, 2010.

Prof.Dr. Ir Sasmoko, M.Pd