APAKAH SAYA GURU YANG BAIK? (TINJAUAN KESEHATAN SUBJEKTIF UNTUK DASAR GURU)

Salah satu program peningkatan mutu pendidikan adalah sertifikasi guru program, mengingat kualifikasi guru merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin kualitas pendidikan di Indonesia. Program juga dijalankan sebagai penerapan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2005 tentang Guru dan Guru Besar. Program sertifikasi adalah program pemerintah yang berkaitan dengan guru sertifikat sebagai bukti pengakuan jabatan pendidik sebagai guru profesional, sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Guru Besar.

Kewarganegaraan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007, sedang dalam proses sertifikasi pendidik menjadi guru aktif.
Padahal, peningkatan kesejahteraan dan kompetensi melalui sertifikasi dan guru manfaat belum sepenuhnya mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Sertifikasi sebagai bukti bahwa seorang guru sebagai seorang profesional memiliki sikap profesionalisme yang tinggi dalam pelaksanaannya harus dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Kesejahteraan subjektif adalah evaluasi emosional dan kognitif orang-orang terhadap kehidupan mereka, termasuk apa yang orang sebut kebahagiaan,kedamaian, kepuasan, dan kepuasan hidup. Berbagai konsep mulai dari perubahan suasana hati hingga kepuasan hidup melawan penilaian global, dan dari depresi hingga euforia juga termasuk di dalamnya kesejahteraan subjektif .Kepuasan hidup adalah salah satu bagian dari dimensi kognitif, karena keyakinan evaluatif tentang kehidupan seseorang. Dimensi kognitif juga mencakup bidang kepuasan / kepuasan domain individu dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang yang berhubungan untuk diri sendiri, keluarga, kelompok sebaya, kesehatan, keuangan, pekerjaan dan waktu senggang. Dikatakan dalam pengertian dimensi kognitif memiliki gambaran yang beragam.

Dimensi pengaruh merupakan dimensi dasar kesejahteraan subjektif, dimana didalamnya termasuk suasana hati dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, ini termasuk dimensi pengaruh positif yaitu emosi positif. Dan pengaruh negatif yaitu emosi negatif dan suasana hati yang tidak menyenangkan, di mana keduanya berdiri sendiri dan ini mempengaruhi masing-masing memiliki frekuensi dan intensitasnya.

Masalah kesejahteraan subjektif dapat muncul sebagai akibat dari tuntutan yang meningkat profesionalisme dan peningkatan kesejahteraan. Dalam studi tentang sudut pandang guru menuju program sertifikasi mengatakan mereka tidak senang dengan program tersebut, hal ini dikarenakan persyaratan tingkat keparahan yang diperlukan.

Masalah kesejahteraan subjektif dapat muncul sebagai akibat dari tuntutan yang meningkat profesionalisme dan peningkatan kesejahteraan. Dalam studi tentang sudut pandang guru menuju program sertifikasi mengatakan mereka tidak senang dengan program tersebut,hal ini dikarenakan persyaratan tingkat keparahan yang diperlukan.

Guru sekolah di Surabaya, Sidoarjo dan Jember juga menyatakan stres kerja telah a pengaruh signifikan terhadap komponen kesejahteraan subjektif terhadap mempengaruhi negatif. Kesejahteraan subjektif berhubungan dengan tingkat kesenangan dan aktivitas yang tinggi juga terkait dengan kinerja tingkat positif yang tinggi. Seorang pekerja yang senang cenderung memiliki kinerja yang lebih tinggi .Selain itu, kesuksesan terkait dengan kebahagiaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kesejahteraan subjektif PT guru di Jakarta dan mengidentifikasi indikator yang paling menentukan pembentukan guru kesejahteraan subjektif. Pemerintah, guru, dan warga yang peduli akan memilikinya informasi yang relevan, akan bermanfaat bagi orang-orang di luar pengajaran profesi untuk menyadari beban berat dan kenyataan berat yang dihadapi guru yang mengajar kelas yang sulit. Juga indikator dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif guru yang akan mengarah pada peningkatan kualitas guru aspek psikologis yang mendukung keberhasilan dalam melakukan pemindahan pengetahuan dan menjalankan tugas sebagai guru.

Populasi penelitian ini adalah guru sekolah dasar di Kecamatan Palmerah.Penelitian ini semata-mata merupakan pemeriksaan SD aktif guru sekolah di Kecamatan Palmerah. Besar sampel studi dihitung berdasarkan pada 762 guru SD di Kabupaten Palmerah

Neuroresearch digunakan sebagai metode untuk melakukan penelitian. Penelitian kualitatif bertujuan untuk membangun teori membangun dan juga observasi serta wawancara mendalam dengan berbagai pihak. Instrumen dibuat berdasarkan pada dua teori kesejahteraan subjektif oleh Diener.

instrumen yang digunakan dalam metode kuantitatif mengukur kesejahteraan subjektif variabel dengan skala 11-item mulai dari 1 hingga 5 dengan titik netral.Kalibrasi instrumen dilakukan dengan ortogonal pendekatan iteratif dengan indeks reliabilitas Cronbach Alpha , dengan signifikan tingkat 5%. Data kuantitatif dirangkum dan dianalisis menggunakan Produk Statistik dan
Guru SD diperiksa dengan menggunakan analisis interval kepercayaan untuk mendapatkan atas dan batas bawah data. Batas atas dan bawah digunakan untuk menentukan keadaan kesejahteraan para guru itu.

Pada umumnya guru SD menilai hidup mereka bahagia, banyak diantaranya puas kebutuhan mereka terpenuhi. Mayoritas dari mereka juga mengevaluasi live close mereka dengan citra ideal mereka tentang hidup. Dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka sebagai guru, banyak guru yang menganggap pekerjaan itu pekerjaan yang berat dengan banyak tanggung jawab terutama karena sertifikasi dan kualifikasi program yang terkadang membuat mereka cemas dan stres. Program ini, juga memotivasi guru untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Berdasarkan hasil survei kecenderungan kondisi kesejahteraan subjektif masyarakat, Guru SD di Kabupaten Palmerah sedang menuju kesejahteraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sekolah dasar menilai kehidupan mereka bahagia secara umum.
Namun, ada beberapa aspek yang menurut mereka tidak memuaskan. Program ini memunculkan kesejahteraan guru dengan memberikan dukungan kepada guru bersertifikat, tetapi dalam prosesnya, banyak guru menjadi lebih stres.Beban guru dan pekerjaannya menjadi lebih rumit, menuntut dan penuh tekanan ,program sertifikasi dan kualifikasi hanya menambah ekstra pekerjaan yang harus dilakukan guru.

Interaksi manusia termasuk penuh emosi dan saat berinteraksi dengannya banyak siswa dengan berbagai kebutuhan setiap hari kerja para guru menggunakan emosi mereka sepanjang waktu . Dalam wawancara terungkap bahwa kesejahteraan subjektif guru dipengaruhi oleh program sertifikasi dan kualifikasi secara negatif. Studi ini juga mengidentifikasi indikator penentu mutlak dari subyektif guru kesejahteraan adalah dimensi kognitif.

Buku Bacaan

Ásgeir Jóhannesson, I. (2006). “Different children – a tougher job”. Icelandic teachers reflect on
changes in their work. European Educational Research Journal, 5(:2), 140.

Diener, E. (1984). Subjective well-being. Psychological Bulletin.

Diener, E. (1994). Assessing subjective well-being: Progress and opportunities. Social Indicators
Research, 31:(2), 103–157.

Diener, E., Napa Scollon, C., & Lucas, R. E. (2003). The evolving concept of subjective well-
being: the multifaceted nature of happiness. Advances in Cell Aging and Gerontology,15(November 2016), 187–219.

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, culture, and subjective well-being:
Emotional and cognitive evaluations of life. Annual Review of Psychology, 54:(1), 403–
425.

Diener, E., Suh, E. M., Lucas, R. E., & Smith, H. L. (1999). Subjective well-being: Three decades
of progress. Psychological Bulletin.

Emmons, R. A., & Diener, E. (1985). Personality correlates of subjective well-being. Personality
& Social Psychology Bulletin, 11:(1), 89.

Fios, F., Sasmoko, & Gea, A. A. (2016). Neuro-research method: A synthesis between
hermeneutics and positivism. Advanced Science Letters, 22:(9), 2202–2206.
Fitriana, S. (2013). Pentingnya profesionalisme guru. Majalah Imiah Lontar, 22(2).

 

Prof.Dr. Ir Sasmoko, M.Pd