Paparan RIG D-LAB Pada Kegiatan FGD SOP: Peningkatan Kapasitas Laboratorium Multiliterasi untuk Mendukung Akreditasi FIBAA di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Senin 20 November 2023

Pada Senin, 20 November 2023, Dr. Risa Simanjuntak selaku RIG Leader dari Research Interest Group Digital Language and Behavior (RIG D-LAB) mendapat undangan untuk menjadi narasumber di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Kegiatan ini merupakan akhir dari rangkaian pengembangan yang hibah yang didapatkan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (PBSI FKIP UMS). Pada tahun 2023 ini PBSI FKIP UMS meraih hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Tim PK-KM PBSI yang diketuai oleh Dr Dr. Laili Etika Rahmawati, M.Pd. Acara dibuka oleh Kaprodi PBSI Dr. Miftakhul Huda, M.Pd. yang menyampaikan maksud kegiatan FGD untuk semakin menguatkan inovasi laboratorium bahasa. Diharapkan dengan hibah yang diraih, dampak dari pengembangan laboratorium bahasa tersebut nantinya dapat mewujudkan cita-cita PBSI UMS menjadi program studi berstandar internasional.

Pada kesempatan FGD tersebut, Dr. Risa Simanjuntak menyampaikan pandangan dan pengalaman terkait riset di RIG D-LAB, yang memiliki fokus penelitian di bidang bahasa dan perilaku digital. RIG D-LAB sebagai komunitas riset dibentuk untuk mewadahi dan mengakselerasi peneltian multidisiplin dan interdisiplin di BINUS University. Pembentukan Research Interest Group Digital Language and Behavior (RIG-D-LAB) dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan digital. Pada era digital dan serba industrialis ini berbagai masalah yang berpotensi mereduksi citra manusia yang utuh, humanis dan beradab. Kondisi ini perlu segera mendapat tanggapan dan solusi sehingga fokus penelitian RIG D-LAB adalah untuk meletakkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai pusat teknologi dan memberikan kontribusi pembentukan masyarakat produktif dan bahagia Society 5.0.

Secara rinci disampaikan, penelitian bahasa penting dilakukan dalam era digital ini karena berbagai masalah kebahasaan yang perlu segera mendapat jawaban. Masalah misinformasi, disinformasi, dan malinformasi marak terjadi karena penggunaan media digital yang semakin masif yang tidak diimbangi dengan kecakapan multiliterasi yang sepadan. Sementara, perilaku bahasa mencirikan identitas penggunanya sekaligus menjadi alat tata kelola masyarakat. Adanya hubungan erat antara identitas, gagasan, budaya dan ideologi ini menjadi aspek kunci dalam pembentukan masyarakat yang sejahtera.

Dalam paparannya, Dr. Risa menyampaikan posisi strategis laboratorium sebagai pusat layanan sekaligus pusat data/informasi peneltian. Data dan informasi mahasiswa pengguna laboratorium, sebagai contoh, dapat menunjukkan keahlian bahasa yang dimiliki serta perilaku mahasiswa dalam berbahasa. Corpus pembelajar (learner corpus) ini menjadi sumber informasi penting bagi instruktur dan dosen di kelas untuk menentukan jenis kegiatan dan intervensi yang sesuai untuk peningkatan pengetahuan dan keahlian berbahasa mahasiswa. Selain itu, pembuatan materi serta penyusunan kurikulum menjadi lebih sesuai dengan kondisi mahasiswa dan konteks keahlian profesi/industri yang disasar.

Kurikulum berbasis learner corpus dicirikan dengan asesmen komprehensif berupa portofolio pembelajaran. Keberhasilan belajar mahasiswa tidak lagi bertumpu pada indeks prestasi akademik berupa angka, namun terwujud dalam karya mahasiswa. Portofolio pembelajaran menjadi indikator keberhasilan belajar yang sebenarnya, karena menunjukkan pemahaman keilmuan sekalgus bukti penerapan ilmu dalam karya yang bermanfaat. Portfolio juga menjadi bukti otentik keterampilan multiliterasi yang dikuasai mahasiswa. Dr. Risa mencontohkan portofolio mahasiswa dalam retorika bisnis, yang menjadi bukti dikuasainya keterampilan membaca, menyimak, dan berbicara sekaligus. Dalam kelas ketiga keterampilan tersebut diajarkan secara terpisah. Namun, di dunia usaha dan dunia industri tentunya keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Pembuatan e-portfolio membantu mahasiswa mengintegrasikan keterampilan tersebut secara utuh sesuai perkembangan zaman. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan akan menjadi lulusan siap terap dan kompetitif.

FGD dihadiri oleh perwakilan dari berbagai beberapa universitas di Surakarta dan Jawa Tengah. Diskusi berlangsung dinamis dan akrab serta diselingi berbagi pengalaman dari masing-masing institusi. Terungkap dalam diskusi bahwa keinginan kuat untuk meningkatkan kapasitas pembelajaran dan laboratorium tidak sepenuhnya dapat dilakukan. Masih terdapat kesenjangan fasilitas dan akses teknologi informasi. Bahkan, masih ada mahasiswa maupun dosen yang tidak memiliki akses ke Internet secara layak. Tentunya, tantangan mendasar ini memerlukan komitmen dan investasi dari pengelola universitas dan seluruh pengampu kepentingan.

Sesi yang berlangsung pukul 08.00-17.00 WIB ditutup dengan paparan dari Tim PK-KM atas kemajuan pengembangan laboratorium. Seluruh peserta memberikan tanggapan dan usulan untuk kesinambungan laboratorium tersebut. Tidak terasa sekat pangkat akademik maupun ego sektoral. Suasana kebersamaan menandai kuatnya semangat merdeka belajar demi terwujudnya kampus yang merdeka.