Sosialisasi di Kejar Siwali

Kejar Siwali merupakan tempat belajar yang dikhususkan untuk anak-anak golongan menengah ke bawah. Kejar Siwali dapat dikatakan juga sebagai sekolah, karena ditempat ini anak-anak diajarkan berbahasa inggris dan matematika, yang membedakan antara Kejar Siwali dengan sekolah umum lainnya adalah Kejar Siwali dibuka pada hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, kita diperbolehkan menjadi relawan guru tanpa harus diseleksi terlebih dahulu atau memiliki gelar khusus guru. Jika ingin menjadi guru, kita hanya perlu datang ke Kejar Siwali yang terletak di Pesanggrahan, Jakarta Barat.

Minggu, 19 Agustus 2018, saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi juri lomba “Pembacaan Teks Proklamasi” dalam rangka perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-73 tahun. Saya juga dibantu oleh Pak RW dalam bertindak sebagai juri dalam lomba tersebut. Sebelum perlombaan berlangsung, saya sudah terlebih dahulu meminta izin kepada pihak Kejar Siwali bahwa akan menyampaikan sosialisasi tentang “Seks sebelum menikah” kepada teman-teman SMP dan SMK yang turut hadir pada hari itu.

Sosialisasi tersebut dimaksudkan agar para target audiens menghindari dan mengerti akan bahaya dari seks sebelum menikah. Saya memaparkan data yang dibuat oleh KPAI (Komite Perlindungan Anak Indonesia) pada tahun 2013, ternyata hampir sebanyak 63% remaja di Indonesia sudah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Hal tersebut merupakan angka persentase yang sangat tinggi dan menjadi keprihatinan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Tidak hanya data survey, saya juga memberikan beberapa alasan terjadinya seks sebelum menikah yaitu: lemahya iman yang ada pada diri atau lunturnya peran agama dari dalam diri seseorang, tayangan media yang tidak mendidik, sampai kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan bahayanya seks sebelum menikah.

Saya melihat tanggapan positif dari target audiens atas pengetahuan mereka akan bahayanya seks sebelum menikah. Banyak dari mereka yang sebenarnya sudah mengetahui beberapa dampak negatif dari seks sebelum menikah, salah satunya tindakan tersebut dapat mengakibatkan penyakit HIV/AIDS atau penyakit menular lainnya. Ada juga dari mereka yang menjelaskan bahwa seks sebelum menikah dapat mempengaruhi mental pelaku seks.

Dengan tanggapan tersebut, saya sebagai orang yang bertanggungjawab untuk bersosialisasi kasus tersbut, memberikan beberapa perilaku yang dapat dilakukan untuk menghindari seks sebelum menikah. Caranya dengan mengisi waktu kosong dengan hal positif dan memperdalam ilmu agama dan mendekatkan diri pada Tuhan. Para target audiens juga setuju untuk selalu menjauhi tindakan seks sebelum menikah. Saya juga berpesan kepada teman-teman Kejar Siwali untuk meningkatkan prestasi agar dapat mengharumkan nama remaja di Indonesia, khususnya dapat membanggakan keluarga besar Kejar Siwali.

Megatiara Purnida Putri